Bivitri Susanti menilai bahwa pembatasan jumlah saksi dan waktu yang singkat untuk bertanya merupakan kendala serius dalam upaya mencari kebenaran yang sesungguhnya di MK.
Dengan demikian, hal ini dapat menghambat proses pencarian keadilan yang substansial.
Bivitri Susanti menyimpulkan dengan menyebut Pilpres kali ini sebagai pemilu terburuk dalam sejarah Indonesia.
Bivitri Susanti menekankan bahwa kebenaran yang sesungguhnya sulit ditemukan jika proses persidangan masih terikat oleh pembatasan-pembatasan yang tidak memadai.***