Bivitri Susanti menilai bahwa pembatasan jumlah saksi dan waktu yang singkat untuk bertanya merupakan kendala serius dalam upaya mencari kebenaran yang sesungguhnya di MK.
Dengan demikian, hal ini dapat menghambat proses pencarian keadilan yang substansial.
Bivitri Susanti menyimpulkan dengan menyebut Pilpres kali ini sebagai pemilu terburuk dalam sejarah Indonesia.
Bivitri Susanti menekankan bahwa kebenaran yang sesungguhnya sulit ditemukan jika proses persidangan masih terikat oleh pembatasan-pembatasan yang tidak memadai.***
Artikel Terkait
Prabowo Subianto Setia pada Jokowi, Komitmen Bersama dalam Perang Melawan Korupsi
Jokowi Curhat Kesedihan, Difitnah dan Dicaci Tapi Tetap Teguh Berjalan
Faisal Basri: Politisasi Bansos Mirip 'Gentong Babi' di Indonesia
Analisis Tim hukum Anies-Muhaimin Curigai Lonjakan Elektabilitas Prabowo Ada Efek Bansos dan Jokowi
Rocky Gerung: Memerangi Kedunguan di Istana Tanpa Niat Kekuasaan
Kritik Rocky Gerung Tentang Bonus Demografi dan Kesiapan Generasi Muda