Bisnisbandung.com - Ketua BEM UGM, Gielbran Muhammad Noor, mendapat sorotan tajam dari pengamat politik Ade Armando.
Ade Armando yang menyampaikan pandangannya melalui unggahan di Instagram @terang_media.
Gielbran menjadi pusat perhatian publik setelah insiden penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo, dan Ade Armando memberikan perspektif kritisnya terhadap sikap dan prestasi Gielbran yang baru-baru ini viral.
"Prestasinya adalah melecehkan Presiden Jokowi, dia adalah Ketua BEM UGM yang baru saja menobatkan Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan," ujar Ade Armando.
Ade Armando melanjutkan dengan merinci bahwa Gielbran tidak hanya sekadar mengkritik, tetapi juga melontarkan kata-kata kasar terhadap Presiden Jokowi.
"Dia melontarkan hina bahwa Jokowi adalah raja Jawa yang culas dan licik," tambahnya.
Menanggapi peran intelektual muda, Ade Armando memberikan pandangannya bahwa Gielbran tidak dapat dianggap sebagai intelektual muda dengan pemikiran yang tajam.
Baca Juga: Keunggulan BRI yang Memikat Generasi Z dan Milenial
"Gielbran sering diundang acara-acara yang mendiskusikan kemunduran Indonesia, saya tidak memandang dia sebagai intelektual muda yang pemikirannya tajam," jelasnya.
Ade Armando menambahkan bahwa Gielbran terkesan kurang konsisten dalam pemikirannya, terutama saat berbicara mengenai etika dan konsep kekuasaan budaya Jawa.
"Dia ngawur saat bilang contoh khas seorang pemimpin Jawa karena menurutnya dalam konsep kekuasaan budaya Jawa, etika tidaklah penting," paparnya.
Pengamat politik ini lebih lanjut menyampaikan bahwa Gielbran mungkin lebih merupakan sosok yang mencari sensasi daripada seorang pejuang demokrasi yang tulus.
Baca Juga: Apakah kamu salah satunya? Berikut ini 5 tipe cewek yang disukai cowok Gen-Z