nasional

Sebut Politik Dinasti di Yogyakarta, Ade Armando Buat Video Minta Maaf

Senin, 4 Desember 2023 | 16:30 WIB
Ade Armando politikus dan pegiat media sosial (dok instagram adearmando_official)

Bisnisbandung.com - Dunia politik Indonesia kembali diramaikan, bukan oleh retorika tajam atau kritik pedas, melainkan oleh sebuah video permintaan maaf.

Video permintaan maaf tersebut disampaikan oleh politikus dan pegiat media sosial, Ade Armando.

Dalam unggahan terbaru di Instagram pribadinya, Ade Armando mengungkapkan rasa penyesalannya dan meminta maaf atas pernyataannya terkait politik dinasti di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Juga: Temukan Spot-spot Instagrammable Di Banyuwangi, Dijamin Surprise Deh

"Saya ingin mengajukan permohonan maaf sebesar-besarnya," ujar Ade Armando.

Permintaan maaf ini datang setelah mendapat arahan dari DPP PSI (Partai Solidaritas Indonesia), menanggapi potensi konsekuensi dari pernyataannya yang sebelumnya.

Ade Armando menyadari dampak dari pernyataannya terutama di DIY, tempat yang menjadi pusat sorotan setelah pernyataan kontroversialnya.

"Seandainya video saya tentang politik dinasti telah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan terutama di daerah Yogyakarta,".

Baca Juga: Ingin Kaya Dengan Cepat dan Bisa Sukses, Mudah Kok! Jika Lakukan Beberapa Hal Ini Bisa Dengan Mudah Untuk Menuju Kesuksesan.

Politikus PSI ini bahkan mengungkapkan adanya rencana aksi "tangkap Ade Armando" dan kunjungan ke kantor PSI Yogyakarta sebagai respons atas pernyataannya.

Ade Armando mencoba menegaskan bahwa pandangannya tersebut sepenuhnya bersifat pribadi dan tidak mencerminkan sikap atau kebijakan dari DPP PSI dan DPW PSI Yogyakarta.

"Saya harus clear kan apa yang saya sampaikan di video saya tersebut adalah pandangan saya, sikap politik saya," tegas Ade Armando.

Baca Juga: Saleh, Salah Satu Agen BRILink yang Sukses Beri Kemudahan Nelayan Muara Gembong

"Pada segenap pihak bila ternyata video tersebut telah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan," tutupnya.

Halaman:

Tags

Terkini