Hamas merupakan kelompok militan islam Palestina yang mengendalikan Jalur Gaza dan berkali-kali terlibat perang dengan Israel sejak mereka menguasai Gaza pada 2007.
Baca Juga: Download atau Streaming MP3: Mana yang Cocok untuk Anda?
Kemudian Hamas secara keseluruhan maupun beberapa cabang militernya disebut sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Inggris.
Umum diketahui bahwa Hamas sendiri mendapat bantuan dari Iran atas pemberian senjata dan sejumah pelatihan militernya.
Pada pukul 06.30 pagi waktu setempat hari Sabtu 07 Oktober 2023 terdengar bunyi sirine di wilayah Israel imbas terdeteksinya roket masuk ke negara itu.
Baca Juga: Konflik Hamas dan Israel Kian Memanas, Sebanyak 1.200 Nyawa Melayang
Selanjutnya pasukan militer Hamas Palestina memasuki wilayah Israel melewati jalur darat, laut, dan udara.
Menurut keterangan Israel Defense Forces (IDF), sekitar 2.200 roket ditembakan menuju ke negaranya.
Muhammad Al-Deif yang menjabat sebagai Komandan militer Hamas menyebut operasi tersebut sebagai Al-Aqsa Storm.
Baca Juga: Mengapa Memilih YouTube Downloader Adalah Keputusan Bijak?
Operasi ini dilakukan untuk merespon serangan terhadap perempuan, penodaan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem dan pengepungan Gaza.
Walaupun begitu, mantan Intelijen Amerika Serikat menilai serangan Hamas dilakukan beberapa waktu lalu untuk mengganggu negosiasi antara Israel dan Arab Saudi.
Mengingat Arab Saudi sendiri berencana menormalisasi hubungannya dengan negara Israel mengenai persahabatan.
Baca Juga: Pertemuan Pemimpin Negara, Presiden Jokowi Sambut Kedatangan Delegasi AIS Forum di Bali
Berdasarkan keteangan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, setidaknya 313 orang terbunuh dalam 24 jam konflik berlangsung dan 1.990 orang lainnya luka-luka.