Kalau mencoba ditelusuri lebih jauh lagi, kondisi Indonesia khususnya di bidang politik masih belum stabil kalah provinsi Timor Timur memisahkan diri dari tanah air.
Hal ini dikarenakan pergantian sistem politik yang sebelumnya orde baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto berubah menjadi reformasi yang dipimpin oleh Presiden BJ Habibie.
Pada tanggal 30 Agustus 1999 silam dilakukan Referendum yang hasilnya menyatakan 80% warga Timor Timur memilih berpisah dari Indonesia.
Baca Juga: 10 Skill Penting untuk Jadi Orang Kaya
Ada hal lain yang menyangkut trauma dialami warga Timor Timur saat Tentara Indonesia melakukan penembakan yang dikenal dengan peristiwa Santa Cruz.
3. Tidak perlu khawatir berkomunikasi di Timor Leste
Sejak merdeka, Timor Leste tidak lagi menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negaranya.
Satu hal yang perlu menjadi catatan, ternyata bahasa Indonesia masih bertahan di Timor Leste bahkan sebagian dari mereka masih menggunakannya.
Baca Juga: Ini Dia Yang Akan Terjadi Saat Fenomena Langka Supermoon Dan Waktu Terjadinya
Bahasa Portugis dan bahasa Triton menjadi bahasa resmi di Timor Leste setelah merdeka, maka bahasa Indonesia dan bahasa Inggris menjadi bahasa kerja disana.
Maka dari itu, dalam rangka pekerjaan berkunjung ke Timor Leste sudah tidak perlu khawatir soal komunikasi kalian tidak nyambung atau tidak dimengerti penduduk di negara tersebut.
4. Laporkan KBRI di Dili
Terakhir hal yang wajib dilakukan saat pergi ke Timor Leste sebagai WNI memang sebaiknya menyebutkan sponsor baik itu terkait dengan pekerjaa, personal, maupun keluarga.
Baca Juga: Goldcoin Gelar Workshop Web3 Application di Kota Bandung
Jangan lupa juga untuk selalu membawa identitas diri berupa paspor kemudian laporkanlah diri ke KBRI di Dili saat memulai petualangan di Timor Leste.