Polisi Dalami Motif Ledakan di SMAN 72, Isu Bullying dan Dugaan Radikalisme Mencuat

photo author
- Sabtu, 8 November 2025 | 16:30 WIB
Tejadi ledakan di SMA Negeri  72 Jakarta (Tangkap layar youtube CNN Indonesia)
Tejadi ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta (Tangkap layar youtube CNN Indonesia)


bisnisbandung.com - Kasus ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, kini menjadi perhatian publik setelah tiga kali ledakan terjadi saat salat Jumat dan menyebabkan sekitar 20 orang luka-luka, terdiri dari 15 siswa dan lima karyawan sekolah.

Dari hasil temuan awal di lokasi, polisi menemukan senjata api rakitan di sekitar tempat kejadian. Hal ini memperkuat dugaan bahwa insiden tersebut bukan disebabkan oleh korsleting listrik, melainkan melibatkan bahan peledak yang masih ditelusuri sumbernya.

Mantan Kabareskrim Polri, Susno Duadji, menilai peristiwa ini menunjukkan adanya indikasi kuat bahwa ledakan bukan karena faktor teknis, melainkan melibatkan unsur lain yang masih perlu diselidiki.

Baca Juga: BBM Makin Mahal? Begini Cara Menghematnya Tanpa Harus Kurangi Mobilitas

Ia menegaskan pentingnya menunggu hasil penyidikan kepolisian sebelum menyimpulkan apakah ledakan tersebut terkait dengan tindakan terorisme atau faktor personal seperti dendam akibat perundungan (bullying).

“Nah, itu kita tidak bisa langsung sebut iya. Kita tunggu hasil penyidikan dari aparat kepolisian,” ungkapnya dilansir dari youtube CNN Indonesia.

Menurut Susno, isu bullying yang beredar di masyarakat perlu diverifikasi dengan data dan bukti kuat. Jika benar pelaku adalah siswa yang menjadi korban perundungan, maka motif emosional bisa menjadi pemicu.

Baca Juga: Bitcoin Terjun Bebas di Bawah 100.000 Dolar AS, Aksi Jual 'OG Whales' Guncang Pasar Kripto

“Kalau dia pelakunya,maka perlu dicek latar belakangnya. Apa dia melakukan itu karena sakit hati atau memang terkait dengan suatu gerakan yang kita katakan radikal? Itu pun masih memerlukan penyelidikan dan penyidikan yang mendalam,” lanjutnya.

Namun, ia juga membuka kemungkinan adanya faktor lain seperti pengaruh ideologi ekstrem atau paparan konten radikal di media sosial yang dapat memengaruhi perilaku pelajar.

Meski begitu, Susno menilai aktivitas gerakan radikalisme di Indonesia saat ini sudah jauh menurun di permukaan.

Namun, ia mengingatkan bahwa potensi penyebarannya di kalangan pelajar tetap perlu diwaspadai.

Menurutnya, penyidikan harus memastikan terlebih dahulu siapa pelaku, latar belakang, dan hubungan sosialnya sebelum menarik kesimpulan mengenai motif radikal.

Baca Juga: Dari Panggung Musik ke Dunia Film, Ariel Noah Siap Jalani Peran Dilan ITB 1997

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X