Achmad juga menyoroti kebijakan pemangkasan dana transfer keuangan daerah yang memicu keluhan dari sejumlah gubernur.
Ia menilai jawaban Purbaya yang meminta daerah “lebih kreatif mencari pendanaan” justru bisa memicu blunder.
“Gubernur sudah mengeluh tidak bisa bayar gaji ASN dan P3K, tapi dijawab dengan candaan soal kreativitas. Itu bukan jawaban yang pantas di tengah situasi ekonomi sulit,” tegasnya.
Achmad khawatir jika kondisi ini tidak segera dibenahi, gelombang protes dari daerah akan semakin membesar.
Baca Juga: Relawan Gaza Ajak Anak Muda Indonesia Berperan Global
“Ini bisa jadi bola salju. Kalau rakyat merasa tertekan, pemerintah pusat juga akan kena getahnya,” katanya.
Menutup pandangannya Achmad menyarankan agar Purbaya segera mengubah gaya komunikasinya.
“Cukup sebulan lah gaya entertaining-nya. Sekarang waktunya serius, membangun kebijakan yang terukur dan bisa dirasakan rakyat,” ujarnya.
Ia bahkan menyebut gaya Purbaya sebagai “Koboyomics” — pendekatan ekonomi gaya koboi yang penuh aksi tapi minim target.
“Kita butuh pendekatan ‘Purbayanomics’ yang benar-benar sistematis bukan koboyomix yang serba spontan. Karena kalau terus seperti ini bukan hanya ekonomi yang goyah tapi juga kepercayaan terhadap pemerintahan Prabowo,” pungkas Achmad.***
Artikel Terkait
Mentan Amran Sesumbar, Tiga Bulan Lagi RI Stop Impor Beras!
Ekonom Senior Murka! Ferry Latuhinin: Purbaya Menyalahi Hukum Ekonomi, Big Nonsense!
Sri Mulyani Hanya Ancam Pajak Naik, Purbaya Bikin Ekonomi Jalan! Sentilan Tajam Said Didu
Cuek tapi Berani! Hendri Satrio Sebut Purbaya Jadi ‘Media Darling’ Baru
Kaesang Hanya Wayang, Pengamat: Dalangnya Jokowi!
Mahfud MD Tegas: Jangan Salahkan Pesantren, Pahami Tradisinya!