Menkeu Purbaya Dinilai Mumpuni, Ekonom: Mestinya Dia Hemat-Hemat Statement Dulu Aja

bisnisbandung.com - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Abra Talattov, menilai Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memiliki rekam jejak yang mumpuni.

Latar belakang akademik, pengalaman panjang di pasar, serta keterlibatan dalam birokrasi dan pengelolaan anggaran negara menjadi modal penting bagi Purbaya dalam menjalankan tugas barunya.

Abra menilai Purbaya sudah memahami proses bisnis pemerintahan, siklus fiskal, dan dinamika teknokrasi di kementerian.

Baca Juga: Pasar Saham Tertekan Usai Purbaya Sadewa Mendadak Gantikan Sri Mulyani, INDEF Soroti Ekspektasi

“Artinya dia kan sudah mengetahui persis proses bisnis secara birokrasi, teknokrasi, dan juga siklus anggaran dan sebagainya sudah paham,” lugasnya dilansir dari youtube tvOneNews.

Dengan bekal tersebut, ia diyakini mampu menghadapi tantangan fiskal, termasuk pembahasan RAPBN 2026 yang tengah berlangsung bersama DPR.

Meski demikian, Abra mengingatkan bahwa komunikasi publik menjadi kelemahan yang harus segera diperbaiki.

“Nah, cuma memang minusnya kemarin adalah bagaimana cara dia berkomunikasi,” ungkapnya.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Tegaskan: Semua Korban Musala Ambruk Ditangani dan Biayanya Ditanggung Pemerintah

Beberapa pernyataan awal Purbaya justru menimbulkan persepsi negatif di pasar karena dianggap menyederhanakan persoalan tuntutan 17+8.

“Jadi kita harapkan ya Pak Purbaya tidak lagi mengeluarkan statement-statement yang blunder. Apalagi kemarin ditambah yang ramai kan tuntutan-tuntutan dari publik ya masuk,” tuturnya.

Hal ini dinilai dapat mengganggu sentimen publik dan investor, terutama ketika ekspektasi tinggi sedang diarahkan pada sosok Menteri Keuangan baru.

Menurut Abra, langkah terbaik bagi Purbaya adalah menahan diri dalam menyampaikan pernyataan yang berpotensi menimbulkan blunder.

Baca Juga: Musuh Prabowo Mulai Bermunculan, Amien Rais Sebut Ada ‘Geng Solo’ di Balik Aksi

Publik lebih menunggu bukti nyata melalui kebijakan fiskal yang inovatif dibanding sekadar retorika.