Di Tengah Polemik Dalang Aksi Brutal, Ferry Irwandi Suarakan Korban yang Terlupakan

photo author
- Kamis, 4 September 2025 | 19:30 WIB
Ferry Irwandi, Founder Malaka (Tangkap layar youtube official iNews)
Ferry Irwandi, Founder Malaka (Tangkap layar youtube official iNews)

bisnisbandung.com - Di tengah kontroversi mengenai dalang aksi massa brutal, Ferry Irwandi, Founder Malaka, menekankan pentingnya memperhatikan korban yang sering terlupakan.

Sejak peristiwa 25 Agustus 2025, sembilan orang meninggal akibat bentrokan, namun publik dan media lebih banyak menyoroti teori mengenai dalang, unsur makar, atau motif di balik aksi tersebut.

Ferry menegaskan bahwa korban bukan sekadar angka statistik. Mereka adalah manusia nyata dengan luka fisik dan psikologis yang dapat berlangsung seumur hidup.

Baca Juga: Politik Ketakutan Era Reformasi? Ikrar Nusa Bhakti: Jangan Biarkan Indonesia Jadi Fail State

Selain kematian, dampak psikologis bagi keluarga korban juga signifikan, termasuk trauma dan tekanan ekonomi akibat kehilangan anggota keluarga yang menjadi tulang punggung keluarga.

Sembilan korban yang tercatat antara lain Afan Kurniawan, Andika Lutfi, Sarinawati, Abay, Saiful Akbar, Rusdam Ardiansyah, Reza Sandi, Iko Julian Junior, dan Sumari.

Ferry menekankan bahwa nama-nama mereka tidak boleh dilupakan, dan keadilan bagi para korban harus menjadi fokus utama sebelum perdebatan mengenai dalang aksi atau teori konspirasi politik.

Baca Juga: Aksi Dedi Mulyadi Berbuah Hasil, Mahasiswa Unisba Bebas dari Polda Jabar

“Kita bisa membicarakan banyak nama soal dalang nantinya dan seumur hidup nama-nama itu tidak akan bisa kita lupakan,” ungkapnya dilansir dari youtube official iNews.

Selain menyoroti korban yang meninggal, Ferry juga menekankan dampak kekerasan terhadap masyarakat yang menjadi saksi peristiwa, termasuk trauma psikologis dan ketakutan di lingkungan sekitar.

“Tapi hari berganti hari orang sudah tidak ingat lagi siapa yang meninggal. Orang tidak ingat lagi luka apa yang ditimbulkan. Dan orang bahkan mungkin tidak peduli lagi dengan keluarga-keluarga yang bersedih saat ini,” tuturnya.

Ia mengungkapkan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap penanganan aparat dan langkah preventif agar peristiwa serupa tidak terulang.

Menurutnya, kematian dan luka korban disebabkan oleh dua faktor utama: tindakan aparat dan kekerasan massa yang tidak terkendali.

Baca Juga: Politik Ketakutan Era Reformasi? Ikrar Nusa Bhakti: Jangan Biarkan Indonesia Jadi Fail State

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X