Ia bahkan menambahkan satu elemen ke dalam daftar “Molimo” tersebut, mateni membunuh. Ini karena kejadian tersebut melibatkan penghilangan nyawa oleh sesama aparat.
Ia juga mempertanyakan sumber dana yang digunakan para tersangka untuk menyewa vila mewah dan membayar jasa perempuan dengan nominal besar.
Menurutnya, dengan gaji seorang perwira menengah dan pertama, tidak mungkin gaya hidup seperti itu dapat dibiayai tanpa adanya penyimpangan keuangan seperti pemerasan atau pungli.
Lebih lanjut, Hersubeno mengkritik dampak sosial dari kasus ini. Ia menyebutkan bahwa ketika polisi membunuh polisi, maka bukan hanya solidaritas internal yang runtuh, tetapi juga kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian makin tergerus.
“Dan karena itu menyangkut aparat penegak hukum, ya, dampaknya ini bisa sangat luas. Ini, ya, saya kira adalah salah satu tanda terjadinya pembusukan, ini, pada bangsa kita ini, dan itu dimulai dari aparat penegak hukum,” tegasnya.***
Baca Juga: Mewanti-Wanti Krisis Tersembunyi, Celios Hitung Bahaya Kebijakan Tarif Tinggi AS
Artikel Terkait
Ijazah Jokowi Dinyatakan Asli, Tim Advokasi Nilai Klarifikasi Polisi Harus Berdasarkan Fakta Bukan Asumsi
Bobotoh Rusak Gawang di GBLA Ditangkap Polisi, Dedi Mulyadi: Tak Ada Toleransi!
Polisi Bongkar Judi Kasino Tersembunyi Berkedok Tempat Futsal di Bandung
Farhan Kecolongan! Judi Kasino Berkedok Futsal Digerebek Polisi
44 Tersangka Judi Kasino di Bandung Ditangkap, Uang Miliaran Disita Polisi!
Galian C di Cirebon Ditutup Polisi, Perusahaan Belum Kantongi Izin Lingkungan