Ia menilai bahwa pemisahan itu tidak menjamin perbaikan kualitas demokrasi, apalagi jika praktik-praktik seperti politik uang, mobilisasi aparatur negara, dan bansos menjelang pemilu masih terjadi.
“Judulnya mau serentak atau dipisah kalau penyakit politik uang dan mahar tetap ada, ya percuma. Demokrasi kita tetap rusak,” kata Adi tegas.
Ia menyebut praktik mobilisasi aparat kekuasaan untuk memenangkan kandidat tertentu juga harus dihentikan demi menjaga marwah demokrasi.
Di akhir pernyataannya Adi menyerukan agar DPR dan pemerintah fokus memperbaiki kualitas pemilu bukan sekadar mengutak-atik skema pelaksanaan.
Baca Juga: Callista Arum Bintangi Film Horor 'Tumbal Proyek', Segera Tayang dalam Waktu Dekat
“Kita butuh edukasi politik ke masyarakat. Jangan hanya pilih karena logistik, karena bansos, atau karena uang. Demokrasi rasional itu yang harus dibangun,” pungkasnya.
Adi pun mengingatkan kalau kekosongan jabatan di DPRD dan kepala daerah tak segera ditangani dengan regulasi yang tepat bisa-bisa demokrasi lokal tinggal nama.***
Artikel Terkait
Lagu Save Our World SBY Bikin Merinding! 35 Musisi Bersatu Panggil Dunia Lindungi Bumi
'Big Push' ala SBY: Pemimpin Dunia Harus Bergerak Sebelum Terlambat!
50 Siswa Per Kelas? Dedi Mulyadi Tegaskan Ini Solusi Darurat untuk Pendidikan Jawa Barat
Trotoar Aspal Diuji Coba, Farhan: Nyaman Buat Pelari dan Pengguna Kursi Roda Warga Bandung
DBD Mewabah, Bandung Tak Mau Kalah! Farhan: Kini Cegah Pakai “3M Plus Mengoles”
Kelas Boleh Diisi 50 Siswa! Dedi Mulyadi: Tak Mau Anak Jawa Barat Putus Sekolah!