Jokowi Batal Pimpin PSI, Dilema Partai Gurem di Panggung Politik Nasional

photo author
- Jumat, 27 Juni 2025 | 19:00 WIB
Jokowi bersama Kaesang (Tangkap layar youtube Hersubeno Point)
Jokowi bersama Kaesang (Tangkap layar youtube Hersubeno Point)

Bisnisbandung.com - Pegiat media sosial Rinny Budoyo menyoroti batalnya Joko Widodo untuk memimpin Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai sinyal kemunduran bagi masa depan partai tersebut.

Menurutnya, keputusan Jokowi untuk tidak maju sebagai Ketua Umum PSI menunjukkan bahwa partai ini belum siap menjadi kendaraan politik serius di tengah persaingan nasional.

Rinny menilai PSI masih memiliki kelemahan mendasar, terutama dalam hal kualitas sumber daya manusia.

“Ada dua alasan utama yang mesti jadi pertimbangan. Yang pertama, ini partai gurem dan enggak punya kader yang cemerlang secara politik. PSI enggak punya cukup sumber daya manusia yang mumpuni,” ujarnya dilansir dari youtube 2045 TV.

Baca Juga: Perihal Mobil Esemka, Roy Suryo Kena Prank Jokowi? Prof Ikrar Soroti Peristiwa di Masa Lalu

“Kalaupun Pak Jokowi nanti masuk dan memimpin PSI, dia enggak bakal punya pasukan yang cukup cakep buat mengeksekusi manuver-manuver dan kreasi-kreasi politiknya,” lanjutnya.

Ia menyoroti ketiadaan kader-kader yang mumpuni secara politik dan menekankan bahwa membangun partai tidak bisa hanya mengandalkan satu tokoh, meskipun sekelas Jokowi.

Tanpa tim internal yang kuat dan kompeten, program-program strategis akan sulit dieksekusi secara efektif.

“Sementara PSI sendiri kita sudah tahu, buat lolos parliamentary threshold saja dia gagal di dua pemilihan umum secara berturut-turut. Dalam dua kali ikut pemilihan legislatif, kader-kader PSI gagal membawa partai mereka ini buat lolos ke Senayan,” ucapnya.

Baca Juga: Peluang Impeachment di Tengah Cacat Politik dan Hukum, Ubedilah: Pemerintah Saat Ini 'Cacat Bawaan'

Dalam pandangannya, masuknya Jokowi ke PSI pun belum tentu membawa dampak signifikan jika tidak diiringi dengan restrukturisasi besar-besaran.

Bahkan, menurutnya, bila Jokowi mencoba mengajak tokoh-tokoh politik senior masuk ke PSI, hal tersebut justru bisa memicu konflik internal.

Ketimpangan antara kader lama yang relatif muda dan tokoh baru yang lebih berpengalaman dikhawatirkan akan memperlebar jurang perbedaan dan mengganggu keharmonisan partai.

Rinny juga mencermati dinamika politik terkini yang memperlihatkan menurunnya daya tarik Jokowi sebagai tokoh sentral.

Baca Juga: Budaya Indonesia Bisa Mendunia, Danantara Disarankan Dukung UMKM Seni dan Industri Hiburan Nasional

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X