IHSG Anjlok di Era Prabowo, Stefan Antonio: Tim Ekonomi Jokowi Gagal, Tapi Masih Dipakai?

bisnisbandung.com - Pasar saham Indonesia mengalami guncangan hebat setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun hingga mendekati level 6.000, dengan penurunan mencapai 7%.

Ini merupakan pertama kalinya sejak pandemi COVID-19 pada 2020 terjadi penghentian perdagangan akibat anjloknya IHSG.

Pegiat media sosial Stefan Antonio menyoroti bahwa anjloknya IHSG bukan sekadar gejolak sesaat, melainkan dampak dari kebijakan ekonomi yang kurang efektif selama pemerintahan sebelumnya.

Baca Juga: Terekam Kamera Petugas PJR Diduga Terima 'salam tempel' dari Pengendara Tol! Ditlantas Polda Metro Jaya Buka Suara

“Udah  dibilangin dari awal ya boss @prabowo. Tim ekonomi jokowi yang rekam jejaknya bikin pertumbuhan ekonomi indonesia dari 5.7% di awal pemerintahan jokowi, dan berakhir dengan 4,12% di akhir pemerintahan Jokowi,” cuitnya dilansir dari akun X pribadinya.

 Menurutnya, tim ekonomi yang masih digunakan saat ini memiliki rekam jejak yang tidak terlalu menggembirakan, terutama jika melihat bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun dari 5,7% pada awal pemerintahan Jokowi menjadi 4,12% di akhir masa jabatannya.

Stefan menilai keputusan untuk tetap mempertahankan tim ekonomi lama di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo sebagai langkah yang kurang tepat.

Baca Juga: Dugaan Pungli di Tol Dalam Kota, Polisi Terekam Terima Salam Tempel

Ia berpendapat bahwa hasilnya kini sudah mulai terlihat, dengan IHSG yang terus melemah dalam beberapa bulan terakhir.

Penurunan IHSG sebenarnya bukan hal yang terjadi tiba-tiba. Sejak Februari 2025, indeks sudah mengalami tren penurunan selama tiga pekan berturut-turut.

Pelemahan ini semakin diperparah oleh faktor eksternal dan ketidakpastian di dalam negeri, termasuk kebijakan ekonomi yang dianggap kurang mampu mengantisipasi tantangan global.

Selain IHSG yang merosot, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika juga terus melemah, memperburuk kondisi pasar keuangan Indonesia.

Sentimen negatif ini menyebabkan aksi jual besar-besaran oleh investor, yang akhirnya mempercepat laju penurunan indeks saham.

Baca Juga: Sepak Bola RI Siap Mendunia! Prabowo Resmikan 17 Stadion Standar FIFA