Ia pun mengajak kepolisian untuk melakukan introspeksi dan memperbaiki citra mereka di mata masyarakat.
Sebelumnya band Sukatani mencuri perhatian publik lewat lagu-lagu mereka yang mengkritik keras praktik pungli di kepolisian, salah satunya lagu "Bayar, Bayar, Bayar".
Lagu ini menggambarkan realitas bahwa segala urusan dengan polisi selalu berujung pada pembayaran.
Baca Juga: Banjir Besar Rendam Bekasi, Ketinggian Air Capai Lebih dari 3 Meter
Namun akibat kritik tajamnya band ini diduga mendapat tekanan dari aparat.
Beberapa anggotanya sempat dipanggil pihak kepolisian bahkan dipaksa membuka topeng mereka saat bernyanyi.
"Ini kan aneh. Kalau memang tidak ada yang salah dengan polisi kenapa harus merasa terganggu dengan lagu-lagu kritik?" sindir Aryanto.
Lebih lanjut Aryanto mengatakan bahwa lagu-lagu Sukatani yang viral harusnya jadi momentum bagi kepolisian untuk berbenah.
Baca Juga: Erick Thohir Tidak Diminta Pertanggungjawaban? Kejagung Buka Peluang Pemeriksaan
Menurutnya kritik seperti ini bisa menjadi pengingat bagi aparat agar tidak menyalahgunakan kewenangan.
"Kalau terus-terusan begini polisi yang brengsek bakal kena batunya sendiri. Kritik dari masyarakat harusnya dianggap sebagai pengingat, bukan malah dibungkam," tutupnya.***
Artikel Terkait
Band SukaTani Dibungkam! Sobary: Mereka Bicara Kebenaran!
Banjir Langganan di Karangligar, Dedi Mulyadi Siapkan Solusi Cepat!
Jokowi Dikritik Tak Punya Wawasan Akademik, Sobary: Bahkan Gibran Lebih Parah!
Banjir Bandang di Puncak Bogor, Dedi Mulyadi Bakal Tinjau Ulang Izin Tempat Wisata
Vox Polisi Vox Dei! Rocky Gerung Sindir Demokrasi dan Peran Kepolisian
Duka Pedagang Pasar Ciamis Berubah Haru, Dedi Mulyadi Siap Bangun Kembali