bisnisbandung.com - Kejaksaan Agung telah menetapkan tujuh tersangka dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah Pertamina periode 2018-2023.
Skandal ini mengungkap lemahnya sistem pengawasan serta kepiawaian mafia migas dalam menjalankan praktik penyelewengan.
Menurut Fahmi Radhi, pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), skandal ini tidak lepas dari kepiawaian mafia migas dalam menyusun strategi yang dapat menghindari pengawasan.
“Kalau pengawasan, saya kira tetap ada. Baik pengawasan internal oleh Pertamina sendiri, perholding itu punya divisi dalam hal pengawasan tadi, kemudian juga ada BPH Migas, dan juga ada pengawasan lainnya. Komisaris itu juga tugasnya melakukan pengawasan,” terangnya.
Baca Juga: Masyarakat Pesimis dengan Danantara, Juru Bicara Kepresidenan: Sebenarnya Ini Karena Mindset
“Tapi kenapa sampai terjadi? Nah, saya menduga ini karena memang kepiawaian dari mafia migas tadi, yang terdiri dari elit-elit Pertamina,” sambungnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Liputan 6.
Meskipun pengawasan internal tetap ada melalui berbagai mekanisme, termasuk oleh divisi pengawasan Pertamina, BPH Migas, serta komisaris, mafia migas tetap mampu melakukan praktik korupsi secara sistematis.
Pengamat menyoroti bagaimana beberapa elite Pertamina yang memiliki kewenangan besar di berbagai sektor minyak dan gas memanfaatkan posisi strategis mereka.
Baca Juga: Dividen BUMN Dikelola Danantara, Negara Bisa Defisit Anggaran?
Direktur Utama Patra Niaga, misalnya, memiliki kontrol atas pengadaan dan distribusi BBM, sehingga sangat memungkinkan bagi mereka untuk melakukan penyimpangan.
Selain itu, Direktur Kilang Internasional memiliki peran dalam menentukan pengolahan minyak dalam negeri, sementara Direktur Pertamina Shipping mengendalikan distribusi minyak mentah.
Dengan peran-peran ini, skema manipulasi harga, markup ganda pada impor minyak mentah dan BBM, hingga biaya pengiriman menjadi bagian dari strategi mafia migas dalam mengamankan keuntungan besar.
Baca Juga: Belajar dari China, Bisakah Danantara Meningkatkan Investasi Hingga 200%? Analisis Ekonom UI
Selain itu, praktik blending juga menjadi sorotan utama dalam skema ini. Mafia migas diduga membeli atau mengimpor BBM dengan kualitas lebih rendah, lalu mencampurnya agar menyerupai BBM beroktan lebih tinggi.
Artikel Terkait
Dugaan Korupsi di Pertamina? Ahok Sebut Kontrak LNG Sudah Bermasalah Sebelum Dirinya Masuk
Prabowo Warning! Idrus Marham: Menteri yang Tak Bela Rakyat, Silakan Minggir!
Presiden Prabowo Ingin Penghematan Anggaran Negara Diarahkan Untuk Investasi ke Industri yang Ciptakan Lapangan Kerja
Rocky Gerung Kritik Pertemuan Pemred dan Prabowo, Demokrasi Harus Terbuka!
Selamat Ginting: Jokowi Manfaatkan Keuzuran Megawati dan Prabowo?
Ide Danantara Muncul dari Ayah Presiden Prabowo, Ekonom UI: Jadi Sebenarnya Kita Ini Ketinggalan