"Di satu sisi Prabowo berbicara soal efisiensi tapi di sisi lain, kabinetnya justru lebih tambun dari sebelumnya. Ini yang membuat publik mempertanyakan komitmennya dalam menjalankan pemerintahan yang efektif," ujar Selamat Ginting.
Kritik lain yang mencuat adalah dampak kebijakan ekonomi terhadap generasi muda.
Mahasiswa dan kaum akademisi merasa terancam dengan pemangkasan anggaran pendidikan, potensi kenaikan biaya kuliah, serta ketidakpastian lapangan pekerjaan.
Hal ini mendorong lahirnya istilah "Kabur Aja Dulu", yang mencerminkan keinginan sebagian anak muda untuk mencari peluang di luar negeri akibat minimnya prospek di dalam negeri.
Baca Juga: Indonesia dalam Ancaman? Amien Rais Serukan SOS untuk Keselamatan Bangsa
"Jangan salahkan generasi muda jika mereka memilih bekerja di luar negeri. Bukan nasionalisme mereka yang kurang tetapi pemerintah yang gagal menciptakan peluang bagi mereka," kata Selamat Ginting.
Menurut Selamat Ginting salah satu tantangan terbesar Prabowo adalah melepaskan diri dari pengaruh pemerintahan sebelumnya.
Jika ia terus melanjutkan kebijakan yang dianggap bermasalah ia berisiko kehilangan kepercayaan publik yang menginginkan perubahan nyata.
"Prabowo harus membuktikan bahwa ia bukan sekadar perpanjangan tangan pemerintahan Jokowi. Jika tidak maka 'Paradoks Prabowo' akan menjadi realitas yang sulit ia hindari," pungkasnya.***
Artikel Terkait
Dirty Vote Jadi Kenyataan, Zainal Arifin: Prabowo Akui Menang Pilpres 2024 Berkat Jokowi
Anggaran Dipotong, Adian Napitupulu: Rakyat yang Kena Dampaknya!
Terima Kasih Sudah Bersuara! Sudirman Said: Jangan Pernah Lelah!
Mahfud MD Bela Band Sukatani, Kritik Lewat Lagu adalah Hak Asasi!
Dedi Mulyadi: Kita Seperti Pintar Tapi Lucu Kelola Keuangan Negara!
Ade Armando ke Mahasiswa, Kalian Pintar Asal Tidak Minta Jokowi Diadili