Ironisnya, di balik kampanye efisiensi anggaran, Jhon Sitorus menilai struktur kabinet pemerintahan justru semakin besar dengan jumlah kementerian yang mencapai 48 serta 107 menteri dan wakil menteri.
Hal ini menyebabkan pengeluaran negara semakin membengkak akibat tingginya biaya gaji dan tunjangan yang harus dikeluarkan.
Jhon Sitorus juga mengkritik program makan bergizi gratis yang digadang-gadang sebagai solusi untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak.
Baca Juga: Hasto Ditahan, PDIP Curiga Ada ‘Order’ Politik! Rocky Gerung: Megawati Langsung Bergerak
Program ini dianggap tidak tepat sasaran karena lebih banyak difokuskan di wilayah perkotaan seperti Jakarta, di mana anak-anak dinilai tidak terlalu membutuhkan bantuan tersebut.
Tak hanya itu, terdapat pula kasus makanan yang basi dan berulat, serta vendor yang belum menerima pembayaran dari pemerintah, sehingga semakin memperkeruh situasi.
Selain itu, sektor pendidikan pun ikut terdampak. Banyak dosen dan guru yang mengeluhkan tunjangan kinerja mereka yang tak kunjung dibayarkan.
Jhon Sitorus menilai bahwa beban kerja yang berat serta tuntutan yang tinggi semakin menyulitkan mereka, terutama dengan risiko sertifikasi yang bisa dicabut jika tidak mencapai target tertentu.***
Baca Juga: Megawati Perintahkan Kepala Daerah PDI Perjuangan Tunda Retreat di Magelang
Artikel Terkait
Tanggapi Tagar ‘Indonesia Gelap’, PKB: Pak Prabowo Sebenarnya Berpihak Kepada Rakyat
Baru Dilantik, Kepala Daerah Langsung Dapat Peringatan Keras dari Prabowo
Prabowo: Danantara Siapkan Rp 325 Triliun untuk 15 Megaproyek, Mantan Presiden Masuk Jadi Pengawas yang Membuat Publik Curiga!
Indonesia Gelap? Deddy Sitorus Sebut Presiden Prabowo Kena Getah dari Era Jokowi
Selamat Ginting: Prabowo & Jokowi Sudah Jelas Bubar!
Dirty Vote Jadi Kenyataan, Zainal Arifin: Prabowo Akui Menang Pilpres 2024 Berkat Jokowi