Bisnisbandung.com - Gagasan mengenai "koalisi permanen" yang digaungkan oleh Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM-Plus) menuai sorotan tajam.
Pengamat politik Rudi S Kamri menilai bahwa konsep ini tidak lebih dari sekadar permainan kata untuk mempertahankan posisi kekuasaan.
Setelah pertemuan ketua umum partai yang tergabung dalam KIM-Plus di kediaman Prabowo Subianto wacana koalisi permanen mencuat.
Baca Juga: Koalisi Permanen, Rudi S Kamri: Omong Kosong yang Berulang
Semua ketua umum partai yang hadir tampak menyetujui gagasan ini.
Namun menurut Rudi S Kamri anggukan mereka bukan jaminan kuatnya koalisi dalam jangka panjang.
"Koalisi permanen? Kita belum pernah punya sejarah panjang tentang itu. Pasca-reformasi koalisi hanya bersifat sementara, menjelang Pilpres dan saat pembentukan kabinet. Setelah itu biasanya bubar," ujar Rudi S Kamri dalam kanal YouTube-nya.
Rudi S Kamri menyoroti rekam jejak partai yang tergabung dalam KIM-Plus, menyebut bahwa banyak dari mereka tidak pernah bertahan dalam satu koalisi dalam jangka waktu lama.
Ia mencontohkan bagaimana Partai Golkar dan PAN yang awalnya mendukung Prabowo pada Pilpres 2014 tetapi kemudian merapat ke koalisi lawan setelah kalah.
Baca Juga: Sobary: ‘Adili Jokowi’ Bukan Sekadar Teriakan, Tapi Kemarahan Rakyat!
Menurut Rudi S Kamri hal yang sama juga terjadi pada Pilpres 2019.
"PKB saja awalnya membangun Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya bersama Gerindra tapi akhirnya bubar setelah Prabowo menolak Muhaimin sebagai cawapres. Kini mereka kembali merapat ke KIM-Plus," tambahnya.
Menurut Rudi S Kamri sulit bagi Indonesia untuk meniru sistem koalisi permanen seperti di Malaysia atau Jepang karena partai-partai di Indonesia masih didominasi oleh kepentingan kekuasaan semata.
"Partai di sini adalah sekumpulan orang yang ngebet berkuasa. Setelah kalah mereka akan merayu-rayu masuk ke lingkaran pemerintahan. Begitu dapat kursi menteri, langsung bungah. Kekuasaan itu memabukkan," tegasnya.
Baca Juga: 100 Hari Prabowo-Gibran, Masalah Ada di Pemimpin atau Sistem? Pandangan Raymond Chin
Artikel Terkait
Rakyat Sudah Muak, Mohamad Sobary: 'Adili Jokowi' Jadi Simbol Perlawanan Nasional
Hidup Jokowi! Prabowo: Saya Berhasil karena Jokowi, Hendri Satrio Ikut Berkomentar
Dana PIP Diduga Dipotong, Dedi Mulyadi Desak Kejaksaan Bertindak
Prabowo Memuji, Mahasiswa Mengecam! Rocky Gerung: Tuntutan Adili Jokowi Tak Terbendung
Dari Kabinet Gemuk hingga Indonesia Gelap, Rudi S Kamri: Rakyat Bisa Melawan!
Gerakan Mahasiswa Meledak! Rocky Gerung: 'Indonesia Gelap' Bentuk Perlawanan!