Bisnisbandung.com - Kelangkaan gas LPG 3 kg yang terjadi belakangan ini menimbulkan tanda tanya besar.
Pengamat politik Hendri Satrio mencurigai adanya kemungkinan pengalihan isu dari perdebatan soal pagar laut PIK 2 yang sempat ramai diperbincangkan.
Hendri Satrio menilai kebijakan pemerintah dalam membenahi distribusi gas LPG 3 kg terlalu tergesa-gesa dan minim sosialisasi.
Baca Juga: Pasarnya Besar banget! Pengusaha Ini Bongkar Cara Ekspor Briket Arang
“Jangan-jangan ini pengalihan isu pagar laut nih supaya kita lupa,” ujar Hendri Satrio dalam YouTube Jangkrik Bos Ala Hensa.
Kelangkaan LPG 3 kg telah menyebabkan antrean panjang di berbagai daerah.
Banyak warga terutama ibu rumah tangga dan pedagang kecil mengeluhkan kesulitan mendapatkan gas bersubsidi tersebut.
Menurut Hendri Satrio masalah utama dari kebijakan ini adalah lemahnya komunikasi pemerintah.
Ia menyebut seharusnya ada sosialisasi lebih dulu sebelum kebijakan diimplementasikan.
Baca Juga: Jhon Sitorus Sebut HTI dan Khilafah Mulai Subur di Rezim Saat Ini, Apa yang Terjadi?
“Kalau komunikasinya bagus ya kebijakan ini dikomunikasikan dulu ke bawah. Jangan main eksekusi tanpa sosialisasi,” kritiknya.
Hendri Satrio juga menyoroti tidak adanya permintaan maaf dari pemerintah kepada rakyat yang terdampak.
Padahal kata Hendri Satrio sudah ada korban jiwa akibat antrean panjang gas LPG 3 kg.
“Sampai ada rakyat yang meninggal dunia lho. Minimal ada permintaan maaf atau belasungkawa bukannya malah defensif membela diri,” tegasnya.
Baca Juga: Seorang Ibu Meninggal Diduga Akibat Antre Beli LPG 3 Kg, Jhon Sitorus Salahkan Bahlil
Artikel Terkait
Megawati Berbicara di Forum Pemimpin Dunia, Rudi S Kamri: Jokowi Cukup di Forum Kepala Desa
IKN Itu Konyol! Rocky Gerung Sindir Proyek Jokowi, Prabowo Mulai Pangkas Anggaran
Pendukung Fanatik Jokowi Diingatkan M. Sobary, Ranting Lapuk Bisa Patah!
Jokowi Touring dengan Motor, Hendri Satrio: Kenapa Harus Dipermasalahkan?
Jokowi Touring dengan Motor, Hendri Satrio: Kenapa Harus Dipermasalahkan?
Amien Rais Sebut Mulyono Terjangkit Peter Pan Syndrome, Apa Dampaknya untuk Indonesia?