Kehadirannya dalam pertemuan tingkat tinggi internasional maupun diskusi kebijakan strategis nyaris tak terlihat.
“Kalau kita lihat Wakil Presiden seharusnya menjadi representasi negara ketika Presiden berhalangan. Tapi sampai sekarang peran itu tidak dimainkan oleh Gibran,” ujar Selamat Ginting.
Ia juga mengkritik ketidakterlibatan Gibran dalam isu-isu penting seperti kebijakan luar negeri, ekonomi, atau keamanan nasional.
Bahkan dalam pernyataan terkait amnesti bagi OPM yang seharusnya juga dikomentari oleh Wakil Presiden Gibran justru tidak bersuara.
Baca Juga: Serangan Terbaru Israel ke Hizbullah di Wilayah Lebanon, Perjanjian Genjatan Senjata Diabaikan
Sejumlah pihak mulai mempertanyakan apakah Gibran justru akan menjadi beban bagi Prabowo di pemerintahan mendatang.
Pasalnya dalam beberapa kesempatan Gibran dinilai lebih sibuk dengan strategi politik Jokowi dibanding menjalankan tugas kenegaraan.
“Kalau Prabowo sampai berhalangan, publik pasti akan bertanya: apakah Gibran benar-benar siap menggantikannya? Ini yang menjadi pertanyaan besar,” kata Selamat Ginting.
Selain itu keberadaan Gibran dalam acara-acara tertentu dinilai sebagai upaya melanjutkan pengaruh politik Jokowi.
“Banyak yang menilai Gibran ada di sana bukan untuk menjalankan tugas Wapres tapi untuk menjaga jaringan politik keluarganya,” imbuhnya.
Baca Juga: Strategi UMKM Bisa Naik Kelas, Branding atau Selling, Kapan Harus Dilakukan?
Dengan minimnya pengalaman dan kontribusi nyata Gibran menghadapi tantangan besar untuk membuktikan dirinya layak di posisi tersebut.
Jika tidak segera menunjukkan peran strategisnya, bukan tidak mungkin ia akan terus mendapat kritik keras dari berbagai pihak.
“Jabatan Wapres bukan sekadar simbolis. Jika Gibran tidak segera beradaptasi dan membuktikan kapasitasnya maka perbandingan antara dirinya dan Wapres sebelumnya akan semakin tajam,” tutup Selamat Ginting.***
Artikel Terkait
Jokowi Terus Cawe-Cawe, Ray Rangkuti: Sampai Kiamat?
Donald Trump vs Kebijakan Global, Yanuar Rizky: Indonesia Harus Pasang Strategi Jitu!
Gubernur Jabar Terpilih Dedi Mulyadi Tegur Bupati Tasikmalaya Soal Anggaran, Harus Tepat Sasaran!
Lihat Beda Jokowi dan Prabowo, Adi Prayitno: Satu Borong Buku Satu Jarang Pergi Ke Luar Negeri
100 Hari Kabinet Prabowo, Andrinof Chaniago: Layak Dinilai atau Terlalu Dini?
Rektor UNJ Berhentikan Ubedillah Badrun, Rocky Gerung: Ada Tekanan Politik Jokowi?