Prosesnya memerlukan banyak persyaratan administratif dan kesamaan ideologi yang kuat.
Tanpa partai yang solid, Jokowi dan keluarganya akan kesulitan melanjutkan ambisi politik mereka di masa depan.
Bagi Ikrar Nusa Bhakti tindakan Jokowi yang mendukung calon presiden dari partai yang dulu menjadi lawan politiknya menunjukkan rendahnya moral politik Jokowi.
Ia dianggap tidak lagi memiliki ikatan yang kuat dengan PDI-P, partai yang telah membesarkan namanya.
Baca Juga: Kolaborasi Mewah Yovie Widianto dan Tiga Diva Muda Indonesia dalam 'Apa Artinya Aku'
Keputusan-keputusan politiknya yang bergejolak, termasuk dukungannya terhadap calon-calon yang sebelumnya merupakan lawannya, membuat citra politik Jokowi semakin dipertanyakan.
Meski demikian Ikrar Nusa Bhakti berpendapat bahwa Jokowi mungkin akan menemukan pelabuhan baru di Golkar atau Gerindra.
"Namun di dalam Golkar sendiri dinamika politik juga sedang memanas," tutupnya.
Pemecatan Jokowi dan keluarganya dari PDI-P adalah sebuah babak baru dalam politik Indonesia.
Ini mengingatkan kita bahwa kekuasaan dan politik tidaklah abadi.***
Artikel Terkait
Deddy Sitorus Ungkap Indikasi Pihak Tertentu Ingin Goyang Kongres PDIP 2025
Benarkah KPK Pernah Periksa LHKPN Jokowi? Ini Kata Ikrar Nusa Bhakti
Faktor Blunder dan Mesin Politik Mati, Hersubeno: Ridwan Kamil Kandas di Jakarta
Isu Jokowi Incar Kursi Ketum PDIP, Rocky Gerung: KTA Masih Ditahan!
Resmi! Prabowo Subianto Lantik Pimpinan Baru KPK, Ini Susunannya
Usai Dilantik Presiden Prabowo, Setyo Budiyanto Tegaskan Komitmen KPK: Efisiensi dan Transparansi Jadi Kunci