Bisnisbandung.com - Pakar politik Ikrar Nusa Bhakti memunculkan pertanyaan menarik terkait Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Jokowi.
Selain itu Ikrar Nusa Bhakti juga menilai Abraham Samad yang pada saat itu menjabat Ketua KPK.
Ikrar Nusa Bhakti menyoroti pentingnya transparansi dan kejujuran dalam pelaporan LHKPN baik untuk calon maupun pejabat negara aktif.
Baca Juga: Megawati Pemimpin yang Karimastik, Sobary: PDIP Tidak Gegabah Memecat Jokowi
Ikrar Nusa Bhakti mengatakan pada saat itu Abraham Samad sebelum Pilpres 2014 seluruh calon presiden dan wakil presiden diwajibkan menyerahkan LHKPN.
Dalam kapasitasnya sebagai Ketua KPK saat itu Abraham Samad memimpin wawancara langsung dengan Jokowi dan Prabowo Subianto terkait kekayaan mereka.
Salah satu temuan menarik adalah kepemilikan Jokowi atas mobil Mercedes klasik.
"Mobil itu dibeli baru pada 2007 jauh sebelum Jokowi menjabat sebagai Presiden," kata Ikrar Nusa Bhakti dalam youtubenya.
Fakta ini menurutnya menunjukkan bahwa Jokowi bukanlah sosok sederhana seperti yang sering diasosiasikan melainkan sudah memiliki kemampuan finansial cukup baik sejak menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Ikrar Nusa Bhakti juga menyoroti fenomena "flexing" atau pamer gaya hidup mewah oleh pejabat atau keluarga mereka yang dapat menjadi indikasi adanya gratifikasi.
Ia membandingkan pendekatan KPK dengan lembaga antikorupsi di Malaysia yang menggunakan metode pembuktian terbalik untuk mengungkap kekayaan tak wajar.
"Kalau gaya hidup tidak sesuai dengan pendapatan resmi bisa jadi ada indikasi korupsi," ujar Ikrar Nusa Bhakti.
Ikrar Nusa Bhakti juga menyinggung laporan LHKPN yang sering kali tidak serius.
Baca Juga: Rocky Gerung: Gus Miftah Sebaiknya Tidak Terima Misalnya Prabowo Meminta Kembali
Artikel Terkait
Pesan Keras Prabowo ke Kader Partai, Korupsi Tidak Akan Dimaafkan!
Jokowi KO, Rocky Gerung: Rencana Acak-Acak Pilkada Jakarta Gagal Total!
Bos Lippo Temui Jokowi di Solo, Rocky Gerung: Apa Agenda di Baliknya?
Dukungan Jokowi Tak Selalu Berbuah Manis, Mahfud MD: Sekarang Rakyat yang Menentukan
Bivitri Susanti Bongkar Celah Hukum Jokowi dan Gibran, Berani Bertindak?
Ray Rangkuti: Mengapa Jokowi Sulit Ucapkan Terima Kasih kepada Megawati?