Pilkada Jakarta, misalnya, menjadi barometer bagaimana demokrasi tumbuh lebih matang, di mana dukungan dari figur besar tidak lagi menjadi penentu utama kemenangan.
Hal ini menunjukkan bahwa proses politik kini lebih bergantung pada kualitas kandidat dan dinamika di lapangan, bukan sekadar endorsement tokoh besar.
Ia juga menegaskan bahwa sistem demokrasi memberikan ruang bagi siapa saja, termasuk Jokowi, untuk tetap berperan aktif.
Namun, kemenangan atau kekalahan kandidat tetap bergantung pada persaingan yang sehat dan keterlibatan masyarakat secara langsung.
“Jadi mari kita jangan paranoid. Sudah, Pak Jokowi sudah orang biasa. Tidak juga hebat, dan dia pengaruhnya tentu masih ada karena presiden, tapi ya pengaruh sebagai orang biasa yang berpengaruh. Tidak lagi bisa menggunakan kekuasaan,” pungkas Mahfud MD.***
Baca Juga: Jokowi Klarifikasi Soal Komunikasi dengan Golkar, Bukan untuk Gabung Jadi Anggota Kehormatan
Artikel Terkait
Refly Harun Menduga Pertemuan Jokowi dan Prabowo Bahas Soal KM 50 atau Pilkada
Ahmad Muzani Temui Jokowi dan Undang ke Kongres Gerindra, Sinyal Koalisi Baru?
Dugaan Ambisi Jokowi di Pilkada DKI Jakarta, Rocky Gerung: Publik Harus Waspada
Jokowi Klarifikasi Soal Komunikasi dengan Golkar, Bukan untuk Gabung Jadi Anggota Kehormatan
Panda Nababan Sindir Prabowo, Presiden Itu Bukan Jokowi Harus Mandiri!
Rocky Gerung: Warisan Defisit Jokowi Jadi Beban Berat untuk Prabowo