Bisnisbandung.com - Politisi PDIP, Adian Napitupulu menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi demokrasi dan netralitas institusi di Indonesia saat ini.
Menurutnya, kondisi yang terjadi menunjukkan bahwa amanat reformasi yang dicanangkan 26 tahun lalu tidak sepenuhnya berhasil diperjuangkan.
Adian Adian Napitupulu, menyoroti menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi yang seharusnya menjaga netralitas, termasuk dalam proses politik dan pemerintahan.
“Ini situasinya, dan artinya kita gagal memperjuangkan amanat reformasi 26 tahun lalu. Nah, itulah sebabnya saya khawatir, kita sedang berjalan ke arah tersebut,” ungkanya dilansir dari youtube Official Inews.
Baca Juga: Jokowi Fokus di Jateng, Rocky Gerung: Jakarta Jadi Medan Berat Koalisi Indonesia Maju
Ketidaknetralan yang terkesan meluas ini memunculkan wacana di kalangan masyarakat bahwa militer, khususnya TNI, lebih dapat diandalkan untuk menjaga keadilan dan integritas di berbagai aspek kehidupan publik.
“Coba survei di media sosial, itu banyak sekali cerita tentang kepala desa yang katanya tidak netral.” Lugasnya
“Di mana-mana oknum-oknum polisi, saking banyaknya jadi dianggap semua oknum. Katanya tidak netral. Kalau semua tidak netral, siapa yang netral? Coba survei, TNI, bos!” lanjutnya.
Baca Juga: Mesin Politik Jokowi Macet, Rocky Gerung: Ridwan Kamil Terancam di Jakarta
Ia juga menyinggung potensi konsekuensi jika persepsi ini terus berkembang. Kecenderungan masyarakat yang mulai menginginkan keterlibatan militer di wilayah sipil dapat menjadi ancaman bagi prinsip reformasi.
Yang mana, berupaya memisahkan peran militer dari ranah sipil sejak era Orde Baru. Hal ini, menurut Adian, menjadi tanda bahaya bagi perjalanan demokrasi Indonesia.
Adian Napitupulu juga mencatat fenomena meningkatnya keluhan masyarakat terhadap ketidaknetralan di berbagai institusi, termasuk aparat desa dan kepolisian.
Narasi ini kerap muncul di media sosial, memperkuat persepsi bahwa netralitas semakin sulit ditemukan di institusi-institusi yang seharusnya berdiri di atas semua golongan.
Baca Juga: Tiba-Tiba Rocky Gerung Sambangi Pramono Anung, Apa yang Mereka Bahas di Cipete?
Artikel Terkait
Irma Suryani Sebut Akrobat Politik Tokoh Pro Demokrasi Hanya Genit-Genitan: Biarkan Saja
Fahri Hamzah Khawatir Pemimpin Indonesia Tak Pahami Mesin Demokrasi
Tantangan Indonesia Emas 2045, Bivitri Susanti Ungkap Ancaman Demokrasi yang Semakin Terpuruk
Pengamat Sebut Program Wapres Gibran adalah Inovasi dari Refleksi Demokrasi Modern
Jokowi Ancaman untuk Kualitas Pilkada, Ray Rangkuti: Demokrasi Indonesia Terancam Menurun
Demokrasi Indonesia Gagal, Rocky Gerung: Negara Dikuasai Kedunguan