Connie Rahakundini Mendukung Donald Trump: Amerika akan Mengurangi Cawe-Cawe Internasional

Bisnisbandung.com -  Connie Rahakundini Bakri, profesor dari Saint Petersburg State University, mengungkapkan bahwa ia  mendukung Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat.

Connie berpendapat Donald Trump membawa angin perubahan dengan kebijakan yang mengedepankan kepentingan domestik Amerika melalui slogan "Make America Great Again," yang telah lama ia perjuangkan.

“Saya ini sangat mendukung Trump. Kenapa? Mungkin karena saya berbasis di Rusia sekarang dan lebih banyak terlibat dalam isu-isu kawasan serta isu dunia, tidak hanya tentang Indonesia,” jelasnya dilansir dari youtube Kompas TV.

Baca Juga: Andi Widjajanto Ungkap Perbedaan Gaya Pemerintahan Jokowi dan Prabowo

“Intinya, yang kami bahas sebenarnya adalah tentang bagaimana kebijakan Pilpres Amerika ini berpengaruh terhadap dunia, bukan hanya ekonomi,” sambungnya.

Bagi Connie, fokus  Donald Trump pada kepentingan nasional Amerika menjadi alasan utamanya untuk mendukung tokoh tersebut.

“Ternyata, dari beberapa akademisi yang hadir di forum Valdai, hampir semua mendukung Trump,” ungkapnya.

“Alasannya, mereka kagum pada kebijakan Trump yang sadar diri, bahwa Amerika sudah waktunya mengurangi cawe-cawe -nya (intervensi) di luar negeri, dan fokus pada ‘Make America Great Again’” Jelas Connie Rahakundini.

Baca Juga: Budi Arie di Ujung Tanduk, Rocky Gerung: Prabowo Tak Lagi Ikuti Kemauan Jokowi

Connie Rahakundini menggarisbawahi bahwa para akademisi di forum Valdai menunjukkan kekaguman terhadap pendekatan Trump yang dianggap lebih sadar diri dalam menempatkan Amerika sebagai kekuatan dunia yang mulai mengurangi campur tangan di luar negeri.

 Dengan demikian, Amerika dapat lebih fokus pada permasalahan internalnya dan menghindari ketegangan internasional yang berlebihan.

Donald Trump telah menegaskan akan memperketat proteksi ekonomi dengan menaikkan tarif impor dari Tiongkok, langkah yang menurut para analis dapat menekan ekonomi global, termasuk Indonesia.

Kebijakan ini dipandang sebagai cara Donald Trump untuk mempertahankan pasar domestik Amerika dari persaingan internasional.

Baca Juga: Reformasi Mahkamah Agung Diperlukan! Bivitri Susanti Soroti Mafia Peradilan