Bisnisbandung.com - Kasus dugaan suap yang melibatkan mantan pejabat Mahkamah Agung (MA) Zarof Ricar kembali menjadi sorotan publik.
Praktik makelar kasus yang dilakukan selama bertahun-tahun ini mengungkapkan sebuah fenomena mafia peradilan yang tidak hanya merusak kepercayaan publik terhadap sistem hukum tetapi juga menunjukkan kegagalan sistem pengawasan internal MA.
Aktivis hukum Bivitri Susanti mengungkapkan pandangannya tentang kasus ini serta seruan untuk melakukan reformasi besar-besaran di tubuh Mahkamah Agung.
Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Pengusaha Muda, BRI Jalin Kerja Sama Strategis dengan HIPMI
Menurut Bivitri Susanti meskipun kasus ini sudah berlangsung lebih dari sepuluh tahun praktik mafia peradilan masih tetap ada dan berkembang.
"Kasus Zarof ini sangat mengejutkan karena skala uang yang terlibat sangat besar, mencapai satu triliun rupiah. Ini bukan hanya soal uang tetapi juga menunjukkan bahwa sistem pengadilan kita sudah busuk," ujar Bivitri Susanti dalam youtube Keadilan TV.
Ia menjelaskan bahwa meskipun Zarof tidak menangani perkara langsung ternyata bisa mengatur penunjukan hakim yang menangani kasus tertentu.
Bivitri Susanti menilai salah satu akar masalah adalah proses rekrutmen hakim yang tidak transparan dan sistem pengawasan yang sangat lemah.
Baca Juga: Hangatkan Tubuhmu Dengan Aneka Makanan Hangat Ini Di Musim Hujan
Sejak dulu ia mengungkapkan sudah ada upaya untuk memperbaiki sistem ini namun hasilnya selalu mengecewakan.
"Kalau kita lihat sejarah bahkan ketika Presiden SBY membentuk tim pemberantasan mafia peradilan pada masa pemerintahanny, kita masih tidak melihat perubahan signifikan," tambahnya.
Bivitri Susanti menilai Komisi Yudisial (KY) sebagai lembaga yang seharusnya mengawasi hakim saat ini sangat lemah meski desain lembaganya sudah baik.
Untuk memperbaiki keadaan Bivitri menyarankan langkah yang sangat radikal.
"Mungkin saatnya kita pecat semua hakim agung dan melakukan seleksi ulang," ungkapnya.
Baca Juga: Di Tengah Dinginnya Hujan, Aneka Minuman Hangat Ini Mampu Menghangatkan Hatimu
Artikel Terkait
Suasana Mencekam, Meutya Hafid Ceritakan Puluhan Polisi Periksa Kominfo
Kasus Tom Lembong Dipolitisasi? Anthony Sebut Ada Intervensi dari Presiden Jokowi
Kenapa BP Migas Dibubarkan? Mahfud MD Ungkap Potensi Korupsi Besar
Kekuasaan dalam Demokrasi, Zainal Arifin Mochtar: Oposisi Kunci Keseimbangan
Menelusuri Kabinet Prabowo, Eep Saefulloh: Apakah Ini Sebenarnya Zaken Kabinet?
Makelar Kakap dan Sindikat Kejahatan Besar Ditangkap, Mahfud MD Tegaskan Hukum Tidak Pandang Bulu