Hersubeno Arief menekankan bahwa biasanya, hasil survei dari dua lembaga berbeda yang jujur dan memiliki metode yang benar tidak akan menyimpang jauh atau masih berada dalam rentang margin of error yang sama.
Dengan adanya perbedaan besar dalam hasil survei Poltracking dan LSI, Hersubeno Arief melihat hal ini sebagai sinyal adanya kepentingan yang dapat merugikan masyarakat karena opini publik digiring oleh data yang tak dapat diverifikasi.
Bagi Hersubeno Arief, tindakan ini menunjukkan indikasi Poltracking tidak bekerja dengan standar etika survei yang seharusnya menjaga transparansi dan keakuratan data.
Ia menganggap hal ini sebagai bukti bahwa ada ketidakjujuran yang harus dipertanggungjawabkan oleh Poltracking.
Hersubeno Arief menilai bahwa kasus ini memberikan dampak besar terhadap kredibilitas Poltracking dan juga terhadap kandidat yang diuntungkan sebelumnya dengan voting tersebut, yakni pasangan Ridwan Kamil-Suswono.
“Dampak ini akan berpengaruh terhadap kandidat yang kita bisa duga didukung oleh atau menjadi klien Poltracking, yakni pasangan Ridwan Kamil dan Suswono,” ujarnya.***
Baca Juga: Rocky Gerung Pertanyakan Ada Apa di Balik Pertemuan Prabowo dan Jokowi di Solo?
Artikel Terkait
Hasil Survei Pilkada DKI Beda Jauh, Rocky Gerung Ungkap Kecurangan
Debat Pilkada Jakarta 2024: Pak Dharma Usulkan Solusi Konsumsi Daun Katuk untuk Para Ibu Menyusui
Debat Pilkada Bukan Sekadar Formalitas, Arlan Siddha Kritik Jadwal Tayang di Jam Kerja
Revolusi Pemalang, Vicky Prasetyo Tawarkan Perubahan Besar di Debat Pilkada
Maksimalkan Dampak Debat Pilkada, Ahli Komunikasi Unpad Sarankan KPU Mencari Prime Time yang Tepat
Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan III 2024: Ekspansi Melambat, Daya Beli Perlu Dorongan yang Kuat