Bisnisbandung.com - Nama Anies Baswedan kembali menjadi perbincangan hangat di tengah dinamika politik Indonesia.
Kali ini isu yang mencuat adalah rencana Anies Baswedan mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk mendirikan partai politik baru.
Pengamat politik Refly Harun mengungkapkan bahwa Anies sudah menyiapkan skenario untuk meluncurkan partai baru tersebut setelah lengsernya Presiden Joko Widodo pada 20 Oktober 2024.
Baca Juga: Pendampingan BRI dan Desa BRILian Langsung Berdampak Positif Pada UMKM Ubi Jalar
Menurut Refly Harun setelah pelantikan presiden Prabowo Subianto akan menjadi momen strategis bagi Anies untuk mendeklarasikan partai baru.
“Saat itulah Anies diharapkan meluncurkan partai barunya sebagai simbol era baru dalam perjuangan politik,” kata Refly Harun yang dikutip dari youtube pribadinya.
Refly Harun juga menyinggung ketegangan antara Anies dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Ia menyebut PKS saat ini terjebak dalam "tawaran kenikmatan politik" sehingga mulai meninggalkan dukungan penuh terhadap Anies.
"PKS saat ini sedang tersandera oleh tawaran-tawaran politik yang menguntungkan sehingga tidak lagi sepenuhnya mendukung kelompok perubahan yang dipimpin Anies," ujar Refly Harun.
Baca Juga: BRI Dorong Pemberdayaan UMKM, Riki Junaidi Pemilik Keripik Pisang Merasakan Usahanya Kian Berkembang
Namun hal tersebut tampaknya tidak membuat Anies mundur.
Refly Harun menilai keputusan Anies untuk tidak mencalonkan diri lagi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) justru menjadi "berkah tersembunyi" yang membuat Anies kini memikirkan strategi politik nasional.
Refly Harun menegaskan bahwa Anies kini harus berpikir lebih luas, tidak hanya fokus pada isu-isu lokal seperti Jakarta atau Jawa Barat.
Sebagai tokoh nasional yang pernah maju dalam Pilpres, Anies diharapkan bisa membawa perubahan yang lebih mendasar di Indonesia, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, maupun hukum.
Artikel Terkait
Mahfud MD Soroti Janji Prabowo, Apa yang Bisa Diharapkan untuk Indonesia?
Warisan Jokowi Inovasi atau Degradasi? Pandangan Buya Tafta Zani
Prabowo Hadirkan Kabinet Gemoy, Hendri Satrio: Apa Makna di Baliknya?
Jokowi atau Hitler? Ade Armando Menggali Kontroversi yang Mengguncang Dunia Politik Indonesia
Kabinet Presiden Prabowo, Strategi Cerdas atau Tekanan? Mahfud MD Ungkap Dari Sisi Lain
Pramono Anung: Harmoni Dalam Perbedaan Antara Prabowo dan Megawati