Di sisi lain Said Didu juga menyinggung risiko kabinet gado-gado yang rawan konflik kepentingan.
Menurutnya saat setiap kelompok politik memiliki wakil di kabinet sering kali agenda pemerintah justru terhambat oleh kepentingan kelompok tersebut. Hal ini yang harus dihindari agar pemerintahan bisa berjalan efektif.
"Kalau ada terlalu banyak kepentingan setiap kebijakan bisa saja tersandera. Itu yang bikin pemerintahan tidak efektif. Saya yakin Pak Prabowo tidak ingin ada hal seperti itu terjadi," katanya.
Baca Juga: Sukses Go Global, 5 UMKM Binaan BRI Tampil Pada Event Amazing Indonesia di Jeddah
Meski demikian Said Didu mengakui bahwa membentuk kabinet tanpa mengakomodasi semua kekuatan politik tentu bukan hal yang mudah.
Di tengah dinamika politik Indonesia yang penuh dengan kompromi tantangan untuk mempertahankan stabilitas politik bisa saja muncul jika kepentingan beberapa pihak tidak terwakili.
"Tapi ya politik Indonesia kan memang penuh kompromi. Jadi tantangan terbesarnya adalah bagaimana caranya menjaga stabilitas politik sambil tetap memastikan kabinet bisa bekerja dengan baik," tutup Said Didu.***
Artikel Terkait
Menggemaskan! Bobby Kertanegara Kucing Kesayangan Prabowo yang Ikut Masuk Istana
Jokowi dan Hitler, Rocky Gerung: Dua Wajah Pemimpin yang Merusak Demokrasi
100 Hari Pertama, AHY Siap Buktikan Janji Kerja di Kabinet Prabowo
Lebih Baik dari Kabinet Jokowi! Kaesang Ungkap Strategi dan Harapan di Balik Kabinet Prabowo
Berikut Rencana Nadiem Makarim Setelah Mundur dari Jabatan Menteri
Jokowi End Game, Okky Madasari: Apa yang Tersisa untuk Indonesia di Era Prabowo?