Namun Rocky Gerung mengingatkan bahwa kehadiran figur-figur ini juga bisa menambah faksionalisme di dalam kabinet yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.
"Ada potensi krisis legitimasi dalam kabinet ini karena adanya berbagai kepentingan politik yang berlawanan. Kita akan melihat bagaimana kabinet ini akan bekerja ke depannya, apakah mampu menjaga stabilitas atau justru memicu gesekan internal," ucapnya.
Rocky Gerung menegaskan bahwa kritik harus tetap ada, baik dari masyarakat sipil, akademisi, maupun media sosial.
"Kita harus terus mempertanyakan kekuasaan setiap hari. Kritik adalah bagian dari proses demokrasi. Tanpa kritik akan sulit bagi pemerintah untuk menjalankan tugasnya dengan baik," ujar Rocky Gerung.
Baca Juga: Sukses Go Global, 5 UMKM Binaan BRI Tampil Pada Event Amazing Indonesia di Jeddah
Rocky Gerung menyatakan pentingnya menjaga jarak etis antara pemerintahan dan pengamat politik.
"Kita mungkin kenal secara pribadi dengan beberapa menteri tapi itu tidak boleh menghalangi kita untuk tetap kritis. Persahabatan tidak boleh menghalangi kita untuk memberi kritik yang objektif," tutupnya.***
Artikel Terkait
Menggemaskan! Bobby Kertanegara Kucing Kesayangan Prabowo yang Ikut Masuk Istana
Jokowi dan Hitler, Rocky Gerung: Dua Wajah Pemimpin yang Merusak Demokrasi
100 Hari Pertama, AHY Siap Buktikan Janji Kerja di Kabinet Prabowo
Lebih Baik dari Kabinet Jokowi! Kaesang Ungkap Strategi dan Harapan di Balik Kabinet Prabowo
Berikut Rencana Nadiem Makarim Setelah Mundur dari Jabatan Menteri
Jokowi End Game, Okky Madasari: Apa yang Tersisa untuk Indonesia di Era Prabowo?