Bisnisbandung.com - Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, memberikan pandangannya mengenai ketahanan partai di tengah berbagai ancaman, termasuk konflik terbaru antara PDIP dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam sidang doktoral yang digelar di Universitas Indonesia, Hasto menjelaskan bahwa kepemimpinan dan ideologi menjadi dua faktor kunci dalam menjaga kekuatan PDIP.
Hasto menekankan bahwa antara Megawati Soekarnoputri dan Jokowi tidak bisa dibandingkan, karena mereka memiliki karakter kepemimpinan yang berbeda.
“Izinkanlah saya menjawab pertanyaan Bapak sebagai berikut: antara PDI Perjuangan, Ibu Mega, dan Pak Jokowi, dari penelitian ini sebenarnya tidak bisa dibandingkan karena nilainya berbeda,” ujarnya dilansir dari youtube SINDOnews.
Baca Juga: Liam Payne Meninggal di usia 31 tahun Akibat terjatuh dari Hotel Lantai 3 di Argentina
“Yang satu berjuang untuk Indonesia Raya yang sejati-jatinya, sementara yang satu memenuhi karakter the triangle of authoritarian,” sambungnya.
Megawati, menurut Hasto, membawa visi yang didasarkan pada perjuangan nasional yang sejati, sementara ia mengkritik gaya kepemimpinan Jokowi yang menurutnya lebih cenderung otoriter.
Mengacu pada pemikiran tokoh seperti Machiavelli, ia menyatakan bahwa beberapa pemimpin cenderung menipu untuk mencapai tujuannya.
Lebih lanjut, Hasto menguraikan bahwa ketahanan partai tidak hanya tergantung pada kepemimpinan yang karismatik, tetapi juga pada institusionalisasi ideologi partai.
Baca Juga: Persiapan Jelang Pelantikan Presiden, Pengamanan Ketat!
“Ibu Mega selalu menanamkan kepada kami bahwa beliau masuk politik dengan berjanji kepada Bung Karno agar Indonesia Raya sejati-jatinya bisa diwujudkan melalui perjuangan para pendiri bangsa kita,” jelasnya.
PDIP, menurutnya, telah mengembangkan sistem meritokrasi yang kuat melalui seleksi kader yang dilakukan secara ketat, termasuk psikotes untuk menentukan siapa yang layak menduduki jabatan strategis. Hal ini menjadi bagian dari upaya resolusi konflik di internal partai.
Dalam penelitiannya, Hasto menemukan bahwa signifikansi kepemimpinan strategis terhadap ketahanan partai relatif rendah, hanya sebesar 0,016.
Baca Juga: Suparman Marzuki: Di Balik Citra Baik Jokowi Ada Bahaya yang Mengintai
Artikel Terkait
Dari Baliho ke Media Sosial, Kritik Rocky Gerung terhadap Jokowi
Jelang Pelantikan Presiden, Hendri Satrio: Prabowo Memiliki Kualitas Berbeda dengan Jokowi
Rudi S Kamri Tidak Habis Pikir Dengan Prabowo: Loyalis Buta Jokowi Masuk Kabinet
Dari Narsis ke Delusi, Rocky Gerung: Gambaran Jokowi Jelang Akhir Masa Jabatan
50% Isi Kabinet Jokowi Pindah ke Prabowo, Feri Amsari: Gibran Butuh Perlindungan?
Suparman Marzuki: Di Balik Citra Baik Jokowi Ada Bahaya yang Mengintai