Hal ini mencerminkan strategi politik yang cermat, di mana NasDem ingin memastikan bahwa kontribusi mereka tetap berarti, meskipun tidak terlibat langsung dalam kabinet.
Pendekatan ini menunjukkan sikap politik yang lebih inklusif dan mendukung, dibandingkan dengan keinginan banyak partai lain yang berebut jatah kursi.
Perbedaan sikap ini semakin jelas ketika dibandingkan dengan partai-partai lain seperti PDIP dan PKS, yang aktif membahas jatah kursi mereka di kabinet.
PKS, misalnya, telah menyatakan kesiapan untuk mengajukan nama-nama kader mereka sebagai menteri.
Keputusan NasDem untuk tidak memasuki kabinet menekankan bahwa mereka lebih mengutamakan kontribusi substantif daripada sekadar kursi pemerintahan.
Dengan langkah ini, NasDem menunjukkan komitmen untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa, meskipun tidak dalam kapasitas sebagai anggota kabinet.***
Baca Juga: M. Romahurmuziy: Jokowi Masih Bisa 'Cawe-Cawe' dalam Pemerintahan Prabowo
Artikel Terkait
Makan Siang Jokowi dan Prabowo, Rocky Gerung: Upaya Terakhir Menyelamatkan Gibran
Kabar Mengejutkan! Maruarar Sirait Akui Diminta Prabowo Jadi Menteri
Bergabung di Kabinet Prabowo, Yusril Ihza Mahendra Siap Bawa Perubahan di Bidang Hukum dan HAM
Saan Mustopa Bongkar Alasan Nasdem Pilih Tak Ambil Posisi di Kabinet Prabowo
Jadi Bagian dari 'Super Tim', AHY Bicara Peran Strategis di Pemerintahan Prabowo
M. Romahurmuziy: Jokowi Masih Bisa 'Cawe-Cawe' dalam Pemerintahan Prabowo