Terus Bersuara! Amien Rais Desak Pengadilan Terbuka untuk Jokowi, Gibran Tidak Perlu

Bisnisbandung.com - Amien Rais kembali menyampaikan tuntutannya terhadap Presiden Jokowi, atau yang kerap ia sebut sebagai "Mulyono."

 Dalam pernyataan yang disiarkan melalui kanal YouTube pribadinya, Amien Rais menekankan pentingnya proses pengadilan terbuka untuk Jokowi setelah masa jabatannya berakhir pada 20 Oktober mendatang.

Menurutnya, Jokowi harus segera dihadapkan ke meja hijau atas dugaan pelanggaran konstitusi dan undang-undang selama menjabat sebagai presiden.

Amien Rais menegaskan bahwa pengadilan ini harus dilakukan secara transparan dan terbuka untuk publik agar tidak muncul kesan adanya "trial by the press."

Baca Juga: Tak Ada Habisnya Diterpa Kampanye Hitam, Respon KDM Justru Bikin Lawan Makin Gerah

 Ia juga menggarisbawahi pentingnya jaksa dan hakim yang dipilih untuk menangani kasus ini berasal dari kalangan yang memiliki integritas tinggi, berani, dan bijaksana.

Amien Rais menyebut bahwa hakim-hakim yang diinginkannya adalah mereka yang memiliki rekam jejak yang jelas dan terpercaya.

Selain itu, Amien Rais menolak hukuman mati bagi Jokowi. Ia menyatakan bahwa meskipun Jokowi harus dihukum atas kesalahannya, hukuman penjara yang lama dinilainya sebagai hukuman yang paling tepat.

Dengan demikian, Jokowi dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya tanpa harus menerima hukuman mati, yang menurut Amien tidak diperlukan dalam kasus ini.

Baca Juga: Refly Harun Serukan Agar Mencoblos Kolom Kosong di Pilkada Jakarta

Amien Rais juga menyinggung masalah lain terkait keluarga Jokowi, khususnya putra sulungnya, Gibran Rakabuming.

 Ia menyoroti dugaan kondisi kesehatan mental Gibran yang diusulkan oleh sejumlah pihak untuk diperiksa.

“Nah, Gibran, sesuai usulan dokter Tifa, harus segera diperiksa kesehatan jiwanya. Bila ternyata Gibran memang sakit jiwa, maka dia otomatis batal sebagai wapresnya Pak Prabowo,” jelasnya.

Baca Juga: Dari Kekuasaan ke Pengadilan, Amien Rais Bicara Soal Hukuman yang Layak untuk Jokowi