Hal ini menunjukkan bahwa regenerasi politik di Indonesia meski terlihat menjanjikan masih dibayangi oleh pengaruh besar keluarga dan kelompok oligarki.
Ahmad Khoirul Umam mengungkapkan keprihatinannya terhadap tren demokrasi yang makin mundur di Indonesia.
Menurutnya ada kecenderungan menguatnya illiberal democracy dan electoral authoritarianism di mana proses pemilu dan demokrasi justru digunakan untuk mempertahankan kekuasaan.
"Demokrasi kita makin terkikis. Ada manipulasi dalam pemilu, kekuasaan terpusat, dan suara kritis semakin dibungkam," paparnya.
Baca Juga: Terdapat Desa Khusus Albinisme di Tanzania, Penderitanya Mencapai Ratusan Ribu Jiwa
Kondisi ini menurutnya dapat berujung pada majoritarian presidentialism, di mana kekuasaan presiden semakin tak terkontrol dan mengarah pada otoritarianisme.
"Kita harus hati-hati, karena kekuasaan yang tidak diawasi cenderung korup. Ini bukan jargon tapi fakta," tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa kondisi ini sangat mirip dengan era Orde Baru di mana kekuatan oligarki semakin menguat dan mengkooptasi proses politik.
Ahmad Khoirul Umam mengajak semua pihak untuk merenungkan kondisi demokrasi dan tata kelola pemerintahan di Indonesia.***
Artikel Terkait
Tak Ambil Gaji Satu Tahun, Verrel Bramasta Fokus Membantu Masyarakat
Gibran Tak Hadir di Pelantikan DPR, Rocky Gerung: Pertanda Pembatalan Jabatan Wapres?
Jokowi Masih Populer? Rocky Gerung Bongkar Motivasi di Balik Survei Publik
Hilang Arah, Erros Djarot: Jokowi Terjebak dalam Lingkaran Kekuasaan
Said Didu Yakin Prabowo Akan Jauhi Jokowi Setelah Pelantikan!
Prabowo Subianto Menurut Meutya Hafid, Sosok Pemimpin yang Tegas dan Visioner