Israel Makin Brutal! Rocky Gerung: Apakah Akan Ada Perang Dunia Ketiga?

Bisnisbandung.com - Kondisi di Timur Tengah semakin memprihatinkan dengan tindakan agresif Israel yang tidak hanya terbatas di Palestina, tetapi juga meluas ke Lebanon dan Yaman.

Serangan terbaru yang mengejutkan adalah jatuhnya pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, beserta ratusan pejuang lainnya akibat serangan Israel di Lebanon. Situasi ini menambah daftar panjang kekerasan yang telah melanda wilayah tersebut.

Sebagai respons terhadap situasi ini, delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan aksi walkout saat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan pidato di sidang PBB.

Baca Juga: Israel Serang Lebanon dan Yaman, Rocky Gerung: Kenapa Indonesia Sibuk Ribut Sendiri

Tindakan ini menunjukkan kepedulian Indonesia terhadap krisis yang sedang berlangsung dan menyampaikan pesan tegas terhadap agresi Israel.

Dalam pandangan Rocky Gerung, situasi ini bukan hanya permasalahan ideologi, tetapi lebih kepada kecemasan global yang tengah berkembang.

“Kita mau mencoba melihat satu keadaan dunia yang sedang tumbuh di dalam kecemasan global,” ujarnya dilansir dari youtube pribadinya.

Baca Juga: Refly Harun Bongkar Alasan Jokowi Belum Pindahkan Ibu Kota ke IKN

“Ada kecemasan ekologi, tapi juga ada kecemasan pemusnahan manusia. Kita mungkin menganggap bahwa genosida sedang berlangsung di Palestina, karena ada satu bangsa yang merasa unggul terhadap bangsa lain,” sambungnya.

 Ia mengungkapkan kekhawatiran akan potensi genosida yang sedang terjadi di Palestina, di mana satu bangsa merasa unggul dan berusaha mendominasi bangsa lain.

Rocky Gerung berpendapat bahwa saat ini kita dihadapkan pada ujian sejarah yang dapat memicu terjadinya Perang Dunia Ketiga, baik akibat ketegangan di Palestina, Eropa, maupun Indo-Pasifik.

“Namun, yang terjadi sekarang adalah semacam ujian bagi sejarah dunia: apakah akan ada Perang Dunia Ketiga yang dimulai dari krisis di Palestina, di Eropa, atau ketegangan di Indo-Pasifik, misalnya?” jelasnya.

Kendati upaya diplomasi telah dilakukan melalui berbagai forum internasional, seperti PBB, hasilnya sering kali tidak memuaskan.

Baca Juga: TAP MPR dan Sejarah yang Terancam Hilang, Pandangan Bivitri Susanti