Nasib Gibran dan Psikologi Jokowi Jika PDIP Bergabung Pemerintahan, Rocky Gerung: Tontonan Menarik

“Lebih dari itu, psikologi Pak Jokowi juga harus diperhatikan, karena dia tidak mungkin merasa tenang selama ada unsur PDIP dalam pemerintahan Pak Prabowo,” lanjut Rocky Gerung. 

Jokowi akan berada dalam posisi sulit karena harus menerima kenyataan bahwa Megawati tokoh yang pernah dekat dengannya kini mendukung Prabowo.

Ini bisa menimbulkan kecemburuan politik, terutama jika pemerintahan Prabowo dengan dukungan PDIP berhasil mencetak prestasi.

 Menurut Rocky Gerung, Jokowi akan merasa terganggu oleh kenyataan bahwa Megawati tetap memegang kendali atas masa depan politik, sementara pengaruh Jokowi secara perlahan memudar.

Baca Juga: Politik di Era Digital, Hasan Nasbi: Memecah Prabowo-Jokowi-Gibran Adalah Mimpi Buruk!

Lebih jauh, Rocky Gerung menyoroti bahwa Jokowi mungkin mengalami tekanan psikologis karena tidak lagi memiliki kemampuan untuk mengarahkan kabinet.

 Kehadiran PDIP dalam pemerintahan Prabowo akan menciptakan situasi yang sulit bagi Jokowi, yang merasa bahwa posisi putranya, Gibran, menjadi kurang menguntungkan.

 Rocky Gerung menyebut fenomena ini sebagai bentuk "penolakan psikologis" di mana Jokowi ingin menolak kenyataan, tetapi tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya.

Dari perspektif Prabowo, Rocky Gerung menyebut bahwa PDIP tetap memiliki nilai strategis yang tinggi.

Baca Juga: Gibran Terperangkap! Roy Suryo Ungkap Bukti Akun Fufufafa Berisi Konten Negatif

Meskipun Megawati mungkin bisa menjadi tantangan di beberapa aspek, Prabowo memandangnya sebagai simbol penting dalam politik Indonesia.

Menurut Rocky Gerung, Prabowo akan memanfaatkan kehadiran Megawati sebagai "duri mawar" yang meskipun berduri, tetap memiliki keharuman politik, terutama dengan representasi Soekarnoisme yang kuat.

Secara keseluruhan, Rocky Gerung menekankan bahwa masuknya PDIP ke dalam pemerintahan Prabowo akan merubah dinamika politik secara signifikan. Tidak hanya akan membatasi pengaruh Jokowi, tetapi juga menantang posisi Gibran di masa depan.***

Baca Juga: Politik di Era Digital, Hasan Nasbi: Memecah Prabowo-Jokowi-Gibran Adalah Mimpi Buruk!