Dalam konteks psikologi politik, Rocky Gerung memperkirakan bahwa ketegangan akibat gerakan ini akan terus membayangi pemerintahan selama lima tahun ke depan.
Ia juga menekankan bahwa meskipun ada upaya untuk melemahkan posisi Gibran melalui satire seperti ini, dukungan dari Prabowo tidak akan goyah hanya karena simbol-simbol yang digunakan dalam aksi tersebut.
Gerakan "Fufufafa" ini dianggap sebagai refleksi dari ketidakpuasan publik, tetapi Rocky Gerung juga menyoroti bagaimana fenomena ini menggambarkan betapa tajamnya masyarakat dalam menilai politik melalui kacamata sinisme.***
Baca Juga: Menuju Negara Industri, Presiden Jokowi Ceritakan Perjuangan Membangun Smelter di Gresik
Artikel Terkait
Ade Armando Ungkap Langkah Berani Rizieq Shihab untuk Jatuhkan Jokowi
Jokowi vs SBY & Megawati, Rocky Gerung: Menggali Perbedaan di Ujung Masa Jabatan
Rocky Gerung Bongkar Manuver Politik Jokowi, Pasukan Berani Mati Pembela Mati? Hanya Omong Kosong!
Rocky Gerung Menguak Kekuatan dan Tantangan Dinasti Jokowi
Menuju Negara Industri, Presiden Jokowi Ceritakan Perjuangan Membangun Smelter di Gresik
Dari Pendukung Jadi Musuh, Ade Armando: Denny Siregar dan Rizieq Bersatu Melawan Jokowi