Refly Harun Ungkap Agenda Besar Dibalik Ekspor Pasir Laut yang Kontroversial

Bisnisbandung.com - Keputusan pemerintah membuka kembali keran ekspor pasir laut menuai kontroversial.

Pengamat hukum tata negara Refly Harun mengungkap adanya dugaan agenda besar di balik kebijakan ini yang dinilai menguntungkan pihak tertentu.

Menurut Refly Harun kebijakan ini bisa menggerus kedaulatan Indonesia. 

Baca Juga: Beragam Ide Bisnis di Akhir Tahun, Segera Ambil Peluang Ini!

"Kalau ekspor pasir laut dihidupkan lagi matilah nelayan kita. Ekosistem laut rusak mereka kehilangan mata pencaharian. Ini bisa dibilang kejahatan yang merugikan negara," tegas Refly dalam kanal YouTube-nya.

Ia menyoroti potensi pelanggaran batas-batas wilayah laut dengan negara tetangga yang diperparah dengan narasi bahwa ekspor ini bukan pasir laut melainkan sedimentasi.

Yang menjadi perhatian publik adalah mengapa kebijakan ekspor pasir laut ini diambil di akhir masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Refly Harun mencurigai ada kepentingan besar di balik keputusan ini, termasuk dugaan keuntungan finansial yang diraih oleh pihak-pihak tertentu.

Baca Juga: Strategi Bisnis Fashion Laris Manis, Simak Ya..

"Jokowi menyebut ini ekspor sedimentasi, tapi faktanya yang diekspor tetap saja pasir laut. Ini mirip dengan kebijakan lama yang sempat dilarang 20 tahun lalu," ujar Refly Harun.

Refly Harun juga menyinggung bahwa pasir laut dari Indonesia seringkali digunakan oleh negara tetangga, seperti Singapura, untuk reklamasi.

Kebijakan ini dinilai merugikan Indonesia karena memperbesar wilayah Singapura secara signifikan bahkan mendekatkan jaraknya dengan Indonesia.

Refly Harun menuding kebijakan ini sarat akan penyalahgunaan wewenang.

Menurutnya keputusan membuka kembali ekspor pasir laut di akhir masa pemerintahan Jokowi seharusnya tidak dilakukan mengingat posisi Jokowi yang tinggal menghitung hari sebelum lengser.

Baca Juga: Ini Dia Tips Bisnis Di Bidang Pariwisata Agar Laris Manis!