“Pasti diharapkan menjadi bagian dari basis konstituen yang akan mereka garap. Bahwa tembok-tebal yang selama ini seakan-akan berseberangan, perlahan ingin dikikis,” papar Adi Prayitno dilansir dari youtube tvOneNews.
Ini merupakan bagian dari strategi untuk membangun citra bahwa RK adalah figur yang diterima semua kalangan, tanpa memandang afiliasi politik.
Adi Prayitno juga menekankan bahwa dukungan dari pemilih tidak selalu didasari oleh ideologi yang kuat, tetapi lebih kepada pilihan pragmatis.
Oleh karena itu, strategi politik yang dilakukan Pramono dan RK berfokus pada merangkul konstituen dari berbagai latar belakang. Mereka berusaha mengikis tembok politik yang selama ini dianggap memisahkan kubu-kubu yang berseberangan.
Baca Juga: Mendikte Prabowo? Jeffrie Geovanie Tegaskan Parpol Harus Satu Barisan
Selain merangkul pendukung Prabowo dan Anies, Pramono juga membuka komunikasi dengan kelompok pendukung Jokowi.
Hal ini dilakukan untuk memperluas basis dukungan dan menghilangkan persepsi bahwa dirinya berseberangan dengan Jokowi.
Pramono ingin menunjukkan bahwa ia tidak memiliki masalah dengan presiden saat ini, bahkan ketika Jokowi nantinya sudah tidak lagi menjabat.
Manuver politik ini menunjukkan bahwa baik Pramono maupun RK berupaya untuk merangkul sebanyak mungkin kelompok masyarakat, tanpa menciptakan polarisasi yang tajam.***
Baca Juga: Hacker Beraksi Menjelang Pergantian Kekuasaan Jokowi ke Prabowo, Rocky Gerung Curigai Adanya Relasi
Artikel Terkait
Anies Beri Sinyal Tidak Mau Berpihak Pada Siapapun, Pilkada Jakarta Terancam Dipenuhi Golput
Guntur Soekarno Beri Wejangan Penting ke Rano Karno untuk Menang di Pilkada
Dari Panggung Hiburan ke Panggung Politik, Ini Alasan Ronal Suparadja Maju di Pilkada Jabar
Gara-gara KTP, Alasan Bang Yos Tidak Akan Mendukung Siapapun di Pilkada Jakarta
Semua Sudah Di-setting Raja Jawa! Ganjar Pranowo Bongkar Dugaan Bansos Pilkada
Gaya Cak Lontong Menghadapi Pilkada, Cerita Mendadak dan Strategi Kampanye yang Bikin Ngakak