Adi Prayitno menambahkan bahwa di Jakarta, strategi politik yang menyerang secara agresif cenderung tidak disukai.
Oleh karena itu, Pramono dan RK memilih untuk bersikap manis dengan semua pihak, sebuah pendekatan yang lebih efektif dalam mengikis tembok-tembok perbedaan politik.
Dengan menghindari konfrontasi dan membangun hubungan dengan berbagai kelompok, kedua tokoh ini memperlihatkan bagaimana komunikasi politik yang halus dan inklusif menjadi kunci utama dalam upaya mereka meraih dukungan di Jakarta.
Menurut Adi Prayitno, efektivitas strategi "Zero Enemy" ini akan diuji dalam Pilkada, di mana sikap inklusif dan merangkul semua kalangan akan menjadi penentu dalam memenangkan hati pemilih Jakarta.***
Baca Juga: Mendikte Prabowo? Jeffrie Geovanie Tegaskan Parpol Harus Satu Barisan
Artikel Terkait
Misi Ery Cahyadi, Menyelesaikan PR Surabaya dengan Dukungan Perindo di Pilkada 2024
Pramono Anung dan Jusuf Kalla Bertemu, Ini yang Dibicarakan di Balik Layar
Ahok Usulkan Pramono-Rano Ubah RT/RW Jadi ‘Ibu Kos’, Apa Manfaatnya untuk Jakarta?
Aplikasi Pengaduan Bullying, Inovasi Ridwan Kamil untuk Jakarta yang Lebih Aman
Ridwan Kamil Sudah Hubungi Anies Baswedan, Belum Juga Direspon Soal Keinginan Bertemu
Janji Pramono Anung: Ojol Dapat Gaji Setara UMR Jika Terpilih Jadi Gubernur