Ia juga memperingatkan bahaya dari praktik nepotisme dalam politik Indonesia, terutama jika kebijakan yang sukses didukung oleh kekuasaan keluarga presiden.
Eep Saefulloh menegaskan bahwa praktik nepotisme tidak dapat diabaikan hanya karena adanya pemilihan langsung.
“Saudara, mari kita lawan itu, karena kalau tidak, demokrasi kita akan terjerumus ke tangan tiran yang kemudian akhirnya hanya membangun dinasti demi dinasti di Indonesia,” tegasnya.
“Apa bahayanya? Bahayanya, mereka akan melayani kepentingan sempit, dan kepentingan besar seluruh warga tentu saja akan terabaikan,” sambungnya.
Di akhir pernyataannya, Eep Saefulloh mengajak masyarakat untuk terus melawan praktik nepotisme agar demokrasi di Indonesia tidak terjerumus ke dalam tangan kekuasaan tirani yang membangun dinasti politik.***
Baca Juga: Muncul Pasukan Berani Mati Bela Jokowi, Gatot Nurmantyo Ungkap Itu Hoaks
Artikel Terkait
Media Sosial Hanya Dipenuhi Seputar MK, Gibran dan Jokowi, Jeffrie Geovanie: Tidak Bisa Menerima Kekalahan
Hacker Beraksi Menjelang Pergantian Kekuasaan Jokowi ke Prabowo, Rocky Gerung Curigai Adanya Relasi
Muncul Pasukan Berani Mati Bela Jokowi, Gatot Nurmantyo Ungkap Itu Hoaks
Jokowi Diolok-olok Dengan Nama Mulyono, Gatot Nurmantyo: Saya Sedih Bagaimanapun Dia Presiden RI
SBY Turun Gunung, Apa Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan dengan Jokowi dan Prabowo?
Titip Anak dan Partai? Hendri Satrio Analisis Agenda Tersembunyi SBY di Balik Pertemuan Jokowi-Prabowo