Rocky Gerung juga mengingatkan bahwa situasi ini memiliki kemiripan dengan peristiwa 1998, di mana tekanan terhadap kekuasaan yang berlebihan akhirnya memaksa penguasa saat itu untuk mundur.
“Sejarah berulang. Ketika kekuasaan terlalu eksesif pasti ada gerakan yang berupaya menghalanginya. Dan kali ini, demonstrasi menjadi cara bagi masyarakat untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka,” katanya.
Lebih lanjut Rocky Gerung menekankan bahwa demonstrasi ini adalah hak konstitusional masyarakat yang tidak bisa diabaikan.
Ia juga mengkritik pihak-pihak yang mencoba menghalangi aksi ini dengan berbagai cara, termasuk menuduh bahwa kampus ditunggangi oleh kepentingan tertentu.
Baca Juga: 5 Cara Mencuci Otak atau Brainwash
“Demonstrasi adalah bagian dari hak sejarah masyarakat sipil terutama mahasiswa. Tidak bisa dituduh bahwa gerakan ini ditunggangi. Justru mereka yang tidak ingin kampus bergerak mungkin yang sebenarnya menunggangi kepentingan dengan amplop,” ungkap Rocky Gerung.
Aksi demonstrasi yang terus berlanjut ini semakin memperlihatkan betapa besarnya ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi.
Rocky Gerung pun menyimpulkan bahwa target demonstrasi kini telah jelas, yakni menuntut pelengseran Jokowi dari kursi kepresidenan.
“Kalau sudah seperti ini, sulit untuk dihentikan. Targetnya sudah bergeser ke pelengseran Jokowi, dan itu adalah hak masyarakat untuk menyuarakannya,” pungkas Rocky Gerung.***
Artikel Terkait
Kritik Tajam Prabowo untuk Jokowi, Waspadai Daya Rusak Ambisi Kekuasaan
Rocky Gerung Prediksi Dinasti Jokowi Bakal Tumbang Pasca Keputusan MK
Kemarahan Publik Memuncak, Rocky Gerung Bongkar Gaya Hidup Hedon Keluarga Jokowi
Pendaftaran Pilkada Semakin Dekat, Mahfud MD Minta KPU Segera Terbitkan PKPU
Pemimpin Negara Lupa Diri, Megawati Tegaskan Pentingnya Etika Hukum
Kaesang Tidak Akan Maju Pilkada 2024, Raja Juli Antoni: PSI Patuh pada Putusan MK