Rocky Gerung: Pertemuan Anies-Megawati dan Tanda-Tanda Akhir Negosiasi dengan Rezim Jokowi

Bisnisbandung.com - Rocky Gerung mengungkapkan pandangannya terkait pertemuan antara Anies Baswedan dan Megawati Soekarnoputri yang baru-baru ini terjadi.

 Menurutnya, pertemuan ini menandakan fase akhir dari negosiasi politik antara Presiden Jokowi dan rakyat Indonesia.

 Tidak sekadar peristiwa biasa, Rocky Gerung melihat pertemuan tersebut sebagai sinyal kuat dari dinamika politik yang tengah berkembang di tanah air.

Pertemuan Anies dengan Megawati ini terjadi setelah serangkaian demonstrasi di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Jawa.

Baca Juga: Amien Rais Tegaskan Jokowi Sebagai Musuh Besar Bagi Bangsa Indonesia

Rocky Gerung menilai bahwa demonstrasi ini adalah bentuk ekspresi ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi, yang semakin hari semakin kehilangan dukungan publik.

“Itu adalah penanda pertama bahwa ke depan tidak mungkin ada semacam negosiasi lagi antara Pak Jokowi dengan rakyat sendiri karena isu tentang kelakuan pemerintahan Jokowi sudah menyebar dan masuk ke dalam semua media sosial,” ungkapnya.

Isu mengenai perilaku pemerintahan Jokowi telah menyebar luas dan menjadi bahan perbincangan di berbagai kalangan, mulai dari media sosial hingga obrolan di warung kopi.

Dalam sudur pandang Rocky Gerung kesadaran sosial baru ini menunjukkan bahwa pemerintahan Jokowi mungkin tidak lagi memiliki legitimasi yang kuat di mata masyarakat.

Baca Juga: Rakyat Harus Hancurkan Rezim Jokowi! Amien Rais Ungkap Demo Telah Menggetarkan Syaraf Bangsa

Banyak pihak menilai bahwa Anies seharusnya memanfaatkan pertemuan ini untuk menyampaikan pesan politik yang jelas dan tegas, baik kepada PDIP maupun kepada masyarakat luas.

Namun, jika hal ini tidak dilakukan, pertemuan tersebut mungkin hanya akan dilihat sebagai upaya untuk mencari keuntungan politik semata, tanpa memberikan solusi konkret bagi rakyat.

Dengan semakin menipisnya dukungan politik di sekitar Jokowi, yang kini lebih banyak berasal dari lingkaran terbatas yang tidak lagi mampu membaca perubahan yang terjadi dengan cepat, masa depan kekuasaannya menjadi semakin tidak pasti.

Baca Juga: Presiden Jangan Hanya Pikirkan Kepentingan Pribadi, Maruarar Siahaan: Utamakan Kepentingan Rakyat