Bisnisbandung.com- Panda Nababan, di channel YouTube Keadilan TV, mengungkapkan fakta mengejutkan mengenai sejarah internal PDI (Partai Demokrasi Indonesia) sebelum berubah menjadi PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan).
Panda Nababan menceritakan bagaimana money politik pertama kali masuk ke dalam partai tersebut, yang mana adanya pergolakan di internal partai.
Berdasarkan pengakuan Panda Nababan, pada tahun 2005, partai mengalami periode perubahan yang signifikan. Saat itu, terdapat upaya untuk melakukan gerakan pembaharuan yang dipimpin oleh sejumlah tokoh terkemuka seperti Laksamana Sukardi, Arifin Panigoro, dan Sukowaluyo.
Baca Juga: Panda Nababan Ungkap Sudah Saatnya Megawati Mengundurkan Diri Jadi Ketum PDIP
“Pernah tahun 2005, terus terang aja memang ada dulu gerakan pembaharuan, gerakan pembaharuan yang dipimpin oleh Laksamana Sukardi, Arifin Panigoro, Sukowaluyo. Ada banyaklah, berapa orang mereka itu, termasuk teman akrabku, Sophan Sophian,” bebernya.
Namun, upaya tersebut tidak berhasil dan para pengusung gerakan tersebut kalah dalam kongres yang diadakan di Bali.
Dalam kesempatan tersebut, Panda Nababan juga menyebutkan bahwa ada upaya money politik yang dilancarkan pada saat kongres.
Menurut ceritanya, pada malam kongres, saudaranya yang juga ketua di Tapanuli Utara menerima tawaran uang sebesar Rp25 juta dari pihak-pihak tertentu.
“Jadi Abangku kandung itu ketua di tempat kelahiranku di Tapanuli Utara, Leo. Waktu kongres itu, malam-malam ditelepon aku jam 09:00 malam. 'Pan, kita dibagi-bagi Rp25 juta nih. Terima enggak duitnya?' kata dia,” tuturnya.
Uang tersebut didistribusikan sebagai bentuk money politik dengan harapan dapat mempengaruhi hasil kongres.
Panda Nababan menegaskan bahwa kejadian tersebut merupakan money politik pertama yang tercatat dalam sejarah PDI.
Namun, setelah periode tersebut, praktik money politik mulai hilang dan tidak lagi menjadi masalah signifikan di dalam partai.
Artikel Terkait
Mimpi Buruk PDIP di Ujung Kekuasaan Jokowi, Deddy Sitorus Ungkap 'Republic of Fear'
Permintaan Maaf Jokowi Terlambat, Politisi PDIP Chico Hakim: Demokrasi Mundur
Posisi PDIP Mirip Seperti Tahun 1999, Pengamat Politik: Koalisi Indonesia Maju Plus Membendung Kekuatannya
Potensi Kotak Kosong Di Pilkada Jakarta, Selamat Ginting: PDIP Terus Melakukan Komunikasi Politik
Pilkada Rasa Pilpres, Saiful Mujani: Pilkada Ini “Pertempuran” Presiden Jokowi dengan PDIP
Panda Nababan Ungkap Sudah Saatnya Megawati Mengundurkan Diri Jadi Ketum PDIP