Bisnisbandung.com - Ekonom sekaligus politisi, Faisal Basri, mengungkapkan kritiknya terhadap keinginan Presiden Joko Widodo yang pernah ingin menyamakan ekonomi Indonesia dengan Singapura.
Dalam podcast di channel YouTube Novel Baswedan, Faisal menjelaskan berbagai aspek yang menurutnya perlu dipertimbangkan dalam mencapai tujuan tersebut.
Faisal Basri menyoroti bahwa dunia usaha di Indonesia sudah mendapatkan keuntungan dari penurunan tarif pajak dari 25% menjadi 22%, yang membuat Indonesia lebih kompetitif dibandingkan Vietnam dan Thailand.
Baca Juga: Megawati Terintimindasi dan Jokowi Panik, Rocky Gerung: Ada Energi Keadilan Baru dari Penyidik KPK
Namun, ia merasa rencana Jokowi untuk menurunkan tarif pajak lebih jauh hingga 17%, seperti di Singapura, adalah langkah yang kurang realistis.
“Nah Pak Jokowi tadinya mau 17, ya yang benar aja mau menyamakan dengan Singapura gitu,” ungkapnya.
Lebih lanjut Faisal Basri juga menekankan pentingnya pembagian beban ekonomi yang inklusif. Menurutnya, kontribusi dari masyarakat miskin haruslah kecil, sedangkan beban yang lebih besar harus ditanggung oleh golongan yang lebih mampu.
Baca Juga: Dapat Dukungan PDIP, Kris Dayanti Siap Hadapi Pilwalkot Batu
Ia merasa kebijakan pemotongan subsidi, seperti subsidi pupuk dan BBM, justru merugikan masyarakat miskin dan kurang tepat sasaran.
Faisal Basri mengkritik kebijakan pemerintah yang cenderung ad hoc dalam menangani isu subsidi. Ia menyebut rencana pemerintah untuk membangun 2 juta hektar perkebunan tebu di Merauke sebagai contoh kebijakan yang menakutkan dan tidak realistis.
“Ini yang kita menjadi bingung gitu melihatnya kok seperti ini beringas gitu terhadap orang miskin semua dipotong gitu ya, subsidi dipotong subsidi pupuk tidak tepat sasaran Oh berbelit-belit subsidi BBM sebentar lagi,” paparnya.
Baca Juga: Dapat Dukungan PDIP, Kris Dayanti Siap Hadapi Pilwalkot Batu
Dalam pandangannya, pendekatan yang lebih terencana dan adil dalam pembagian beban ekonomi adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Kritik Faisal Basri ini menggarisbawahi perlunya kebijakan ekonomi yang lebih matang dan terarah untuk memajukan ekonomi Indonesia tanpa merugikan masyarakat miskin.
Artikel Terkait
Ekonomi Indonesia Tidak Terurus! Faisal Basri: Menterinya Sibuk Mengamankan Dapat Kursi Berapa
Prabowo Hadapi Bom Waktu Utang Rp 700 Triliun, Faisal Basri: Tantangan Berat Menanti
Faisal Basri Mewanti-Wanti Ekonomi Indonesia Akan Babak Belur, Sekarang Industri Tekstil Merugi Pekerja Marak di PHK
Prabowo Presiden yang Sial, Faisal Basri: Warisan Beban Berat dari Jokowi
IKN, Proyek Ibukota atau Properti? Faisal Basri: Ini Seperti Surga yang Disekelilingnya Neraka
Target Waktu IKN Memang Tidak Masuk Akal, Faisal Basri: Canberra dan Ottawa Saja Hingga 25 Tahun