Tradisi Sakral Malam Satu Sura Di Jawa, Begini Maknanya

photo author
- Sabtu, 6 Juli 2024 | 11:30 WIB
tradisi malam satu sura di jawa (pexels/jeffri budiyanto)
tradisi malam satu sura di jawa (pexels/jeffri budiyanto)

Sepanjang perjalanan diwajibkan hening sambil berdoa. Biasanya dalam perjalanan tidak memakai alas kaki. Hal ini untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan semesta alam.

Sementara jamasan pusaka juga biasanya dilakukan pada malam satu sura. Ragam pusaka keraton juga dijamasi, seperti senjata, kereta, alat berkuda, bendera, gamelan, keris, tombak dan sebagainya.

Tradisi jamasan pusaka, adalah merupakan upaya merawat warisan dari leluhur, dan juga sebagai penyambutan oleh masyarakat jawa akan datangnya bulan sura yang sakral.

Baca Juga: 5 Pelajaran Hidup dari Shin Tae-yong, Pelatih Timnas Indonesia yang Mengukir Sejarah Sepak Bola Negeri Ini

Sebagai masyarakat berbudaya, maka melestarikan tradisi leluhur adalah upaya melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal.

Jika tradisi dilupakan, maka akan hilanglah tradisi dan kebudayaan asli Indonesia.

Sementara kita melihat ada begitu banyak orang asing yang datang belajar tentang kebudayaan asli Indonesia.

Di saat orang asing belajar melakukan, melestarikan dan melakukan riset, akankah kita hanya menjadi penonton saja?

Nah kita bisa mulai sedikit demi sedikit melestarikan kebudayaan nusantara dengan mulai memilih kiranya kegiatan budaya mana yang kita minati sesuai kemampuan kita.

Sembari belajar membaca karya sastra untuk bisa memahami setiap langkah dalam tradisi nusantara.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X