"The Economist Intelligence Unit menyebut demokrasi Indonesia sebagai 'flawed democracy'. Freedom House juga membuat kesimpulan serupa," tambahnya.
Meski menghadapi tantangan besar Todung Mulya Lubis menggarisbawahi pentingnya membangun kekuatan penyeimbang yang kuat dan terorganisir untuk menjaga semangat demokrasi.
"Untuk menjaga nilai-nilai demokrasi, kita perlu counter failing power yang kuat dan berani," tutup Todung Mulya Lubis.
Baca Juga: Cegah Anak dari Bahanya Korban Judi Online, Ini Saran Dari Pemerintah
Todung Mulya Lubis pengingatkan bahwa perjuangan untuk demokrasi yang lebih baik masih jauh dari selesai.***
Artikel Terkait
Mencurigakan! Rocky Gerung: Hacker Pancasilais, Berikan Kunci Gratis Pusat Data Asal Ada Donasi
Kasus Hasyim Asy'ari, Ma'ruf Amin: Jadi Pelajaran Penting bagi Moral Pejabat Negara
Survei Golkar, Ace Hasan Syadzily: Ridwan Kamil Unggul Elektabilitas di Jawa Barat dengan 73%
PKB Ajukan Nama Sensasional, Nagita Slavina sebagai Cawagub Bobby Nasution di Pilkada Sumut 2024
Kunjungi Rumah Dinas, Raffi Ahmad Dukung Dadang Supriatna di Pilkada Kabupaten Bandung