Ia menyebut mereka sebagai "orang-orang plastik" yang hanya bersandar pada konsensus sosial tanpa melakukan tindakan nyata.
"Bangga akademisi, bangga Profesor Doktor, mana enggak bisa menggeraki rakyat terhempas dari rakyat mereka hanya duduk menikmati tumpukan-tumpukan buku yang Sudah usang menyaksikan suara-suara perjuangan dari energi Refly Harun, Bambang Wijayanto,”ujarnya
Baca Juga: Didukung BRINita, Kelompok Tani Ini Sulap Lahan Terbengkalai Jadi Produktif
“Hanya dua orang yang saya lihat di MK, yang betul-betul tampil mewakili rakyat mana itu profesor-profesor yang dibilang Amigos Cap Tikus itu Iya kan,” sambungnya.
Lebih lanjut, Faizal menyatakan bahwa banyak dari para tokoh ini berkembang dengan dukungan anggaran dari APBN, namun tidak menunjukkan kepedulian yang nyata terhadap penderitaan rakyat.
Ia menantang mereka untuk benar-benar merasakan penderitaan rakyat agar bisa memiliki energi untuk melawan ketidakadilan.
"Orang-orang ini tumbuh dan berkembang dari tetesan APBN mereka harus membasuh diri-diri mereka untuk hidup menderita bersama rakyat, hidup sengsara bersama rakyat, baru mereka memiliki energi untuk melawan ketidakadilan,” tantangnya.
Baca Juga: Menohok! Said Didu Mencatat Warisan Jokowi untuk Prabowo, Semuanya Berisi Masalah
Pernyataan Faizal Assegaf ini menggambarkan kekecewaan mendalam terhadap para pemimpin partai dan akademisi yang menurutnya tidak benar-benar mewakili suara rakyat.
Perjuangan untuk keadilan dan hak-hak rakyat harus didasarkan pada tindakan nyata, bukan hanya retorika semata.***
Artikel Terkait
Jika Dapat Restu Surya Paloh, Ahmad Sahroni Akan Maju di Pilkada Jakarta?
AHY Duduk Dekat Prabowo di Pertemuan KIM, Ada Apa?
Cerita Luhut: Peran Saya dalam Kepulangan Prabowo ke Indonesia
Perjalanan Politik Narji, Dari Panggung Lawak ke Senayan yang Gagal
Aldi Taher Siap Terjun ke Politik, Incar Kursi Menteri Agama?
ASN Nyalon Kepala Daerah, Denden Imanudin Soleh Andalkan Gerindra untuk Sumedang