Baca Juga: Maruarar Sirait Ungkap Alasan Jokowi Cocok Jadi Penasehat Pemerintahan Prabowo
2. Perubahan Keterangan Gara-Gara Kesurupan
Polisi mengubah status dari kecelakaan menjadi pembunuhan setelah sahabat korban kesurupan dan menceritakan kronologi pembunuhan.
Aneh, kan? Polisi seharusnya tidak mengandalkan kesurupan untuk mengubah status kasus.
3. Penangkapan Kilat
Setelah kesurupan, polisi langsung menangkap delapan orang pelaku berdasarkan keterangan tukang sate yang melihat iring-iringan motor.
Tapi, pelaku utama yang merencanakan pembunuhan justru tidak tertangkap sampai sekarang.
Baca Juga: Try Sutrisno: Pembentukan Presidential Club Prabowo Perlu Diperhatikan Agar Tidak Melupakan Rakyat
4. Vonis yang Janggal
Delapan orang yang ditangkap divonis seumur hidup, meskipun tidak ada bukti jelas mereka merencanakan pembunuhan.
Hukuman ini terasa terburu-buru dan tidak adil.
5. Bukti yang Diabaikan
Meskipun ditemukan cairan sperma di tubuh korban, polisi tidak menuntut para terdakwa dengan pemerkosaan.
Alasannya? Karena para pelaku tidak mengakui perbuatannya. Padahal, bukti sudah jelas.
6. Hilangnya Tersangka Kunci
Artikel Terkait
Airlangga Hartarto Umumkan Dukungan Resmi Partai Golkar untuk Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024
Respon Bobby Nasution Saat Namanya Masuk dalam Radar Gerindra untuk Pilkada Sumut 2024
Otoriterisme Jokowi Sudah Menjebak Banyak Orang, Rocky Gerung: Kini Banyak Pendukungnya Berbalik Arah
Try Sutrisno: Pembentukan Presidential Club Prabowo Perlu Diperhatikan Agar Tidak Melupakan Rakyat
Maruarar Sirait Ungkap Alasan Jokowi Cocok Jadi Penasehat Pemerintahan Prabowo
Mardani Ali Sera Ungkap Rencana PKS dalam Pilkada Jatim, Prioritaskan Koalisi dengan PKB